Teori dan Gaya Kepemimpinan
Tuesday 22 January 2019
0
comments
Kepemimpinan
adalah serangkaian kemampuan dan sifat sifat kepribadian, untuk dijadikan
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas tugas dengan rela, penuh semangat serta merasa tidak
terpaksa. (Ngalim Purwanto, 2006 : 26)
Dalam setiap organisasi, seorang pemimpin berperan penting. Arah
dan pencapaian tujuan organisasi tentunya bergantung pada apa dan bagaimana
pemimpinnya. Organisasi itu akan berkembang, berkemajuan, dan mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan salah satunya dipengaruhi oleh peran pemimpin.
Terkait dengan tipe dan gaya kepemimpinan, telah begitu banyak
pakar yang mengemukakan tentang teori kepemimpinan. Secara umum, setidaknya
terdapat empat teori kepemimpinan, yaitu Teori Orang Hebat (Great Man Theory),
Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory), Teori Perilaku (Behavioural
Theory), Teori Kontingensi (Contingency Theory).
Great Man Theory atau
Teori Orang Hebat, menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan
ketika seseorang itu lahir. Teori ini berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan,
bukan diciptakan. Trait Theory atau teori Sifat Kepribadian berpendapat
bahwa seseorang bisa menjadi pemimpin bila ia mempunyai sifat yang dibutuhkan
oleh pemimpin. Keberhasilan dan efektifitas pemimpin ditentukan oleh sifat,
perangai, atau ciri kepribadian yang bukan hanya bersumber dari bakat,
melainkan dari pengalaman dan hasil belajar.
Behavioural Theory
atau Teori Perilaku mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin bergantung
pada perilakunya saat menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan. Menurut teori
ini, perilaku kepemimpinan tampak pada cara mengambil keputusan, cara
memerintah (instruksi), cara berkomunikasi, cara memberi semangat pada bawahan,
cara membimbing, cara menegur atau memberi sanksi. Contingency Theory atau
Teori Kontingensi menegaskan bahwa tidak ada satu tipe kepemimpinan yang
terbaik dalam mengelola organisasi. Menurut teori ini, dalam menghadap situasi
yang berbeda diperlukan gaya dan perilaku kepemimpinan yang berbeda. Perilaku
dan gaya kepemimpinan harus sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh seorang
pemimpin.
Begitulah beberapa teori kepemimpinan secara global, meskipun pada
kenyataannya masih banyak teori tentang kepemimpinan lainnya. Terkait gaya atau
tipe kepemimpinan, para pakar juga banyak yang memaparkannya.
Terdapat beberapa tolak ukur yang bisa digunakan untuk membedakan
antara gaya/tipe kepemimpinan yang satu dengan yang lainnya. Tolak ukur
tersebut antara lain: (1) Persepsi seorang pemimpin terhadap perannya sebagai
pemimpin, (2) Nilai-nilai yang dianut, (3) Sikap dalam menjalankan organisasi,
(4) Perilaku dalam memimpin, (5) Gaya kepemimpinan yang dominan.
Berdasarkan tolak ukur tersebut, maka setidaknya terdapat lima
gaya/tipe kepemimpinan yang telah dicetuskan para pakar dan banyak diketahui
khalayak. Secara sekilas, lima gaya kepemimpinan tersebut antara lain:
1.
Otokratik
atau Otoriter
Gaya
kepemimpinan otoriter berpusat pada diri sendiri. Gaya kepemimpinan ini sangat
dominan dan nyaris tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menyuarakan
pendapatnya. Komunikasi hanya berjalan satu arah dan perintah pemimpin harus dilaksanakan.
Segala keputusan dan ketentuan berada di tangan pemimpin.
2.
Paternalistik
Gaya
paternalistik merupakan gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Tipe
pemimpin yang ini ditandai dengan bertindak sebagai seorang bapak. Dia
menganggap anak buah sebagai anak yang belum dewasa, bahkan menganggap dirinya
sebagai sosok yang paling mengerti berbagai hal.
3.
Karismatik
Gaya
kepemimpinan karismatik memiliki wibawa dan pesona tersendiri. Pemimpin
karismatik biasanya bisa mengendalikan anak buahnya secara mudah dengan
mengunakan wibawa dan pesona yang dimilikinya.
4.
Laissez
faire
Dalam
kepemimpinan jenis ini, pemimpin cenderung bersifat pasif dan seringkali
menghindar dari tanggung jawab. Pemimpin dengan gaya ini tidak memberikan
motivasi, petunjuk, dan pengarahan kepada bawahan. Segala pekerjaan diserahkan
kepada bawahannya.
5.
Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis ini bersifat terbuka kepada bawahannya. Pemimpin jenis ini memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk mengemukakan pendapat, saran, dan kritikan, serta senantiasa berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya.
********
Bacaan Lanjutan:
Faqih, Ainur Rohim. 2001. Kepemimpinan Islam.
Yogyakarta: UII Press.
Marno, Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditma.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Teori dan Gaya Kepemimpinan
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2019/01/teori-dan-gaya-kepemimpinan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment