selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



Memilih Pemimpin Ideal

Posted by Lautan Hati Oela Thursday 15 February 2018 0 comments

ilustrasi-pilkada-serentak

Juni  2018 ini mungkin bisa menjadi salah satu bulan yang cukup memorable, di mana beberapa daerah akan melaksanakan pilkada secara serentak. Tidak kurang dari 150 kabupaten/kota yang akan menggelar pesta demokrasi pada tahun ini. Sehingga akan ada kepala daerah baru menggantikan kepala daerah sebelumnya. Itu artinya, media akan semakin ramai dihiasi beragam pembicaraan bertemakan pemilihan pemimpin, kepemimpinan, perpolitikan, dan hal-hal yang terkait dengannya. Semoga kalimat-kalimat satire dan saling sindir antar pendukung kandidat tidak marak di berbagai media sosial.

Pesimistis terhadap pemilihan pemimpin atau kepala daerah sejatinya masih dapat terasa. Hal itu setidaknya dapat diraba dari kurang maksimalnya partisipasi warga dalam menggunakan hak pilih. Entah berapa ragam cara dan sosialisasi yang digunakan sang penyelenggara pilkada demi meningkatkan keikutsertaan warga dalam menggunakan hak pilih, yang kemudian berujung pada peningkatan pendidikan politik warga.

Tidak sedikit masyarakat yang khawatir, jangan-jangan kandidat hanya tergiur pada nikmat kekuasaan, dan bukan benar-benar berpikir untuk mengabdikan kekuasaannya untuk masyarakat. Kekhawatiran itu cukup wajar, karena senyatanya di beberapa daerah, urusan pilkada ini terlihat buruk. Pilkada ibarat permainan dadu antara orang-orang yang itu-itu saja, yang hanya bergeser dari suami ke istri, dari bapak ke anak, atau dari buyut ke cicit. Di beberapa daerah, kandidat dalam pilkada hanya berkisar pada 4L (Lu lagi Lu Lagi). Tapi mungkin tidak semua kandidiat buruk. Bisa saja ada diantara mereka yang bersungguh-sungguh untuk mengabdikan dirinya bagi kemajuan daerah, sekaligus peningkatan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya kelak.

Terminologi Kepemimpinan

Banyak definisi kepemimpinan yang bertebaran dari para pakar. Kepemimpinan sebagai konsep manajemen sejatinya dapat dirumuskan dalam berbagai definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Kepemimpinan bisa diartikan dengan kemampuan memengaruhi orang lain untuk bekerja keras, untuk bergerak mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan memiliki beberapa unsur pokok antara lain: kemampuan mempengaruhi, melibatkan orang lain dan situasi kelompok, kemampuan mengarahkan dan memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok, serta adanya kerja sama untuk mencapai tujuan.

Kemampuan dan proses mempengaruhi merupakan unsur penting dalam terminologi kepemimpinan. Hal itu setidaknya menandakan bahwa, orang yang memiliki kemampuan mempengaruhi sejatinya telah mempunyai kemampuan dasar kepemimpinan. Maka, seorang pemimpin setidaknya mampu mempengaruhi orang lain atau siapa pun yang dipimpinnya. Ukuran sebenarnya kepemimpinan adalah pengaruh. Jika tidak mempunyai pengaruh atau tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi maka tidak akan dapat memimpin orang lain dengan mudah.

Terkait tipologi dan/atau gaya kepemimpinan, setidaknya ada empat gaya kepemimpinan yang lazim dan mafhum di kalangan khalayak, antara lain: Authoritarian (otoriter) yakni gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijaksanaan dari dirinya sendiri secara penuh. Keputusan adalah hak prerogatif pemimpin. Tidak ada satupun yang mampu menghalangi langkah dan keputusan pemimpin dengan tipe ini. Ada pula gaya kepemimpinan Democratic (demokratis) di mana pemimpin memberikan wewenang secara luas kepada orang atau tim yang dipimpinnya. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin memberi banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab bawahannya. Ada juga gaya kepemimpinan Laissez Faire (bebas) di mana pemimpin hanya terlibat dalam kuantitas kecil, sehingga para bawahan dan tim yang dipimpinnya secara aktif menentukan tujuan serta penyelesaian masalah yang dihadapi. Lantas ada gaya kepemimpinan Karismatis, yakni pemimpin memiliki kekuatan, energi, daya tarik, dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga ia mempunyai pengikut yang banyak. Pemimpin jenis ini dianggap memiliki supernatural power. Totalitas kepemimpinan karismatis memancarkan pengaruh dan daya tarik yang cukup besar.

Begitulah sebagian kecil gaya atau tipologi kepemimpinan, di samping ada gaya kepemimpinan yang lain tentunya. Di antara berbagai gaya kepemimpinan yang ada, masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Sehingga untuk menentukan gaya kepemimpinan yang paling tepat rasanya cukup sulit. Karena gaya kepemimpinan yang baik itu tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Pemimpin: Pergulatan Identitas dan Entitas

Pemimpin sejatinya memiliki peran yang kompleks. Selain mampu memimpin dan mempengaruhi, pemimpin seharusnya bisa mengayomi, mengarahkan, mengedukasi, mengadvice. Lebih dari itu, pemimpin juga harus mampu membawa siapa pun yang dipimpinnya menuju keadaan yang lebih baik.

Dalam term pilkada yang akan digelar serentak beberapa bulan lagi, masyarakat senyatanya memiliki andil penting untuk menemukan sosok pemimpin ideal. Bagaimana tidak, keberlanjutan dan masa depan warga dalam sebuah daerah salah satunya bergantung pada bagaimana pemimpinnya. Kebijakan kebijakan pemimpin yang benar-benar berpihak pada kebaikan dan peningkatan kesejahteraan warga pada gilirannya akan membawa warga menuju masa depan yang lebih baik. Untuk itulah dibutuhkan keterlibatan dan ketepatan dalam memilih pemimpin ideal.

Anggapan negatif dan pesimistis terhadap pilkada seyogianya tidak lantas menjadikan warga bersifat apatis terhadap upaya peningkatan kesejahteraan dan keberlanjutan masa depan daerah. Kendati nyata terlihat hal-hal negatif dalam pilkada di beberapa daerah, semoga masyarakat masih tetap menaruh harapan positif terhadap sistem dan upaya menemukan pemimpin, demi memperbaiki masa depan warga dan generasi mendatang.

Mungkin sedikit saran dalam upaya memilih pemimpin ideal ini layak dipertimbangkan. Dalam menemukan pemimpin serta menggunakan hak pilih pada pilkada, cobalah cek dan kroscek kandidat yang ada. Setidaknya, melirik kandidat yang peduli terhadap pendidikan menjadi salah satu langkah yang sangat logis. Betapapun, orang yang peduli terhadap pendidikan berarti peduli kepada masa depan.

Masa depan daerah dan bangsa ini terletak di tangan anak-anak yang sekarang masih duduk di bangku sekolah. Jika institusi pendidikan mampu menyelenggarakan pendidikan yang baik dan berkualitas, hingga kemudian melahirkan manusia-manusia cerdas dan bijak. Betapa tenangnya kita membayangkan masa depan yang lebih baik. Maka kandidat yang mempunyai niat dan kesanggupan untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik bagi seluruh warga patut dipertimbangkan.

Jika menilik karakter, dalam Islam sendiri disebutkan bahwa Rasulullah pernah memberikan kategori pemimpin atau kepala daerah yang ideal, di antaranya amanah, memperoleh jabatan dengan cara yang benar, serta memiliki kemampuan menunaikan tugas kepemimpinan. Seorang pemimpin itu wajib memiliki kemampuan untuk membuat kehidupan masyarakatnya menjadi lebih baik. Bahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari menyebutkan bahwa, “pemimpin yang tidak berusaha meningkatkan materi, akhlak, dan kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya maka tidak akan masuk surga.”

Bertolak dari ciri karakter pemimpin dalam Islam tersebut, maka sejatinya pemimpin itu bukanlah sebuah peran yang mudah. Jati diri pemimpin dengan beratnya peran serta tanggung jawabnya itu seharusnya mampu membuat entitas dan eksistensi seorang pemimpin benar-benar menebar manfaat dan keberkahan bagi masyarakat.

Kendati kontestasi politik di tahun ini cukup mampu melelahkan masyarakat, semoga kejenuhan terhadap pemilu tidak lantas melanda. Karena di tahun ini secara beruntun pilkada yang disusul dengan persiapan pileg, dan pilpres bisa saja kemudian membuat jenuh masyarakat terhadap pemilu. Sehingga melahirkan sifat apatis masyarakat terhadap keberlanjutan dan peningkatam masa depan bangsa.

Dengan mendasarkan pada pertimbangan yang matang, semoga pesta demokrasi yang digelar benar-benar mampu menjadi salah satu cara memilih pemimpin ideal, sehingga pada gilirannya kemudian mampu memperbaiki masa depan. Wallahu a’lam…

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Memilih Pemimpin Ideal
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2018/02/memilih-pemimpin-ideal.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.