DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKKAH
Saturday 11 November 2017
0
comments
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKKAH
Oleh:
THORIQHUL SALSABILA
THORIQHUL SALSABILA
PUTRI
TULINDA SAFITRI
MARSHA PUTRI
D.
ALIFIA DHIA
R.
MARGARETTA
ANTRA D.
AHMAD
AMARUDDIN
DANA RIZKI
KEHIDUPAN MASYARAKAT
ISLAM PADA MASA PRA ISLAM
Kehidupan masyarakat Arab pada masa pra islam dikenal dengan
sebutan zaman jahiliyah. Zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan
terhadap kebenaran. Tatanan sosial dan akhlak tidak berjalan semestinya, yang
kuat senantiasa menindas yang lemah, kaum wanita menjadi sasaran tindak
kejahatan dan masih banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada masa
itu. Kehidupan mereka belum teratur seperti sekarang.
Pada
waktu itu kehidupan mereka sangat keras, hidup bersuku-suku, dan suka
berperang. Masyarakat Arab kehilangan kendali, tidak ada ajaran yang dapat
menuntun ke arah kebaikan, yang ada hanyalah kehidupan jahiliyah. Perilaku
masyarakat senantiasa bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan tidak ada
yang menyembah Allah SWT.
Mereka tidak mengenal perikemanusiaan dan hidup tanpa dasar keimanan. Kaum wanita dipandang makhluk yang lemah dan hidup tertindas di bawah kekuasaan kaum pria. Bahkan bila bayi lahir wanita maka akan dikubur hidup-hidup.
Mereka tidak mengenal perikemanusiaan dan hidup tanpa dasar keimanan. Kaum wanita dipandang makhluk yang lemah dan hidup tertindas di bawah kekuasaan kaum pria. Bahkan bila bayi lahir wanita maka akan dikubur hidup-hidup.
Mereka
menyembah berhala dan kalau sudah bosan berhala itu pun diperjual-belikan. Disamping kepercayaan
terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang di Makkah,
yaitu : Menyembah Malaikat. Sebagian masyarakat Arab menyembah dan
menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan malaikat adalah putri Tuhan. Mereka juga ada yang menyembah Jin, Ruh, atau hantu. Sebagian
masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan
sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar
dari bahaya dan bencana.
Menurut
mereka sikap kejujuran adalah merupakan suatu keanehan bagi mereka sedangkan
kemunafikan menjadi hal yang biasa, dan perzinaan, minum-minuman keras,
berfoya-foya merupakan suatu kesenangan bagi orang-orang jahiliyah. Mencuri dan
merampok merupakan bagian dari kehidupan mereka. Bagi mereka yang penting
adalah hidup untuk makan, sekalipun harus mengorbankan orang lain. Peradaban
mereka sendiri tidak berkembang dan hidup dalam kebodohan. Keadaan semacam itu
dapat diselamatkan dengan lahir dan tumbuhnya agama islam di Jazirah
Arab.
NABI MUHAMMAD DIANGKAT MENJADI RASUL
Nabi Muhammad pertama kali diangkat
menjadi rasul saat malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M,
diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan
kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk
membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya,
namun ia tidak mau dengan berkata ia tak bisa membaca. Malaikat Jibril
mengulangi tiga kali permintaan agar Nabi Muhammad membaca, tetapi jawabannya
tetap sama. Malaikat Jibril berkata:
"Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan
perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya."
— Al-Alaq
96: 1-5
Nabi Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan
dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul
disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun kamariah
(penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut
perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari).
Nabi Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka
waktu 23 tahun. Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum perdagangan,
hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam dalam aspek
lain.
STRATEGI DAKWAH
RASULULLAH SAW DI MEKKAH
Ø Dakwah Secara
Sembunyi-sembunyi
Pada awalnya Rasulullah
SAW menyampaikan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi selama kurang lebih 3
tahun. Di tahap ini, Rasululah hanya berdakwah pada orang-orang terdekanya saja
yaitu keluarga dan para sahabat. Beliau menjadikan rumahnya sebagai pusat
kegiatan dakwah. Disanalah beliau menyampaikan tentang tauhid dan ajaran agama
islam lainnya. Beliau juga menyeru kepada pengikutnya untuk meninggalkan agama
nenek moyang mereka (menyembah berhala) dan berganti menyembah Allah. Karena
sifat dan kepribadiannya yang sangat terpercaya, tanpa ragu banyak dari
kalangan keluarga maupun sahabatnya menyatakan ketauhidan dan keislamannya di
hadapan Rasulullah SAW.
Orang-orang yang
pertama mengakui Nabi Muhammad SAW dan menyatakan keislamannya (As-Sabiqunal
Awwalun) ialah Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah,Abu
Bakar,Usman bin Affan,Zubair bin Awwam,Sa’aq bin Abi Waqas, Abdurrahman bin
Auf, Thalhah bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam.
Ø Dakwah Secara
Terang-terangan
Setelah kurang lebih 3
tahun Nabi Muhammad berdakwah secara sembunyi-sembunyi, akhirnya beliau
berdakwah secara terang-terangan. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Al-Hijr/15:
94 dan As-Syura/26:214-216. Dengan dukungan siti Khadijah, Abu Thalib, para
sahabat, dan pengikutnya serta keyakinan bahwa Allah SWT. senantiasa
menyertainya, beliau semakin yakin untuk berdakwah secara terbuka.
Beliau berdakwah secara
terang-terangan memilih tempat di bukit saja. Mula-mulanya beliau menyeru
kepada penduduk Mekkah lalu ke penduduk negeri lain. Halini tentunya tidaklah
mudah mengingat banyak kaumQuraisy yang menentangnya. Beliau mendapat ejekan,
cemoohan, hinaan, hingga perbuatan yang semena-mena dari kaum kafir Quraisy.
Namun beiau menerimanya dengan lapang dada. Berkat kesabaran dan kegigihan
beliau, pengikutnya semakin hari semakin bertambah banyak, terutama kaum
wanita, budak pekerja, dan kaum fakir miskin.
SUBSTANSI DAKWAH NABI MUHAMMAD PADA
PERIODE MEKKAH
Ø Keesaan Allah SWT.
Nabi Muhammad
menyampaikan tentang makna kalimat tauhid yang berarti “Tiada Tuhan Selain
Allah”, yaitu tiada Tuhan yang wajib kita sembah selain Allah SWT. Dalam surah
Al-Ikhlas ayat 1-4 Allah SWT. telah menjelaskan bahwa Tuhan hanyalah satu yaitu
Allah SWT,Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan,Dia adalah tempat untuk
bergantung dan tempat untuk kita kembali. Allah berfirman dalam surat Al-An’am
ayat 162 yang artinya “Katakanlah (Muhammad),”Sesungguhnya
sholatku,ibadahku,hidupku,dan matiku hanyalah untuk Allah,Tuhan seluruh alam””
halini telah menjelaskan bahwasannya semua yang kita lakukan pada akhirnya
hanyalah untuk kembali kepada-Nya.
Ø Hari Kiamat Sebagai Hari
Pembalasan
Islam mengajarkan bahwasannya
kita harus selalu berhati-hati dalam setiap perbuatan kita,karena kelak kita
akan dimintai pertanggung jawaban atasapa yang selama ini kita lakukan didunia.
Jika selama hidup kita senantiasa melakukan kebaikan,taat beribadah dan
menjauhi hal-hal yang berbau maksiat maka surga adalah tempatnya kembali,begitu
pula sebaliknya. Allah SWT telah menjelaskan tentang hari kiamat dalam surah
Al-Qari’ah ayat 1-11.
Ø Kesucian Jiwa
Bahwa islam telah
mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mensucikan dan menjaga kesucian
diri,baik itu jasmani maupun rohani. Menjaga ataupun mensucikan jasmani erat
kaitannya dengan menjaga kebersihan badan serta pakaian kita dan hal ini
sangatlah mudah untuk dilakukan. Namun bukan hanya kesucian jasmani saja yang
perlu kita perhatikan karena pada dasarnya yang paling utama adalah mensucikan
jiwa (rohani), dengan cara selalu mendekatkan diri kepada
Allah,berdzikir,menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT,dan taat
beribadah kepadanya dan masih banyak lagi yang bisa kita lakukan. Karena
sesungguhnya orang-orang yang beruntung adalah mereka yang senantiasa
memelihara kesucian jiwanya.Allah telah menjelaskan perihal kesucian jiwa ini
dalam surah As-Syam ayat 9-10.
Ø
Persaudaraan
dan Persatuan
Islam mengajarkan kita untuk saling
mencintai dan saling menyayangi kepada sesama orang yang beriman. Hal itulah
yang akan menciptakan rasa persaudaraan. Kita tidak hanya diajarkan untuk
saling mencintai sesama orang beriman saja,tapi kita juga diajarkan untuk
menyayangi dan mencintai kaum dhuafa yakni kaum fakir dan miskin serta anak
yatim piatu. Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadis: “Tidak dianggap beriman
seseorang muslim diantara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya seperti dia
mencintai dirinya sendiri.” (HR.Bukhari,Muslim,Ahmad,dan Nasa’i). Selain itu
sesama umat islam hendaknya kita saling tolong menolong. Ketika kita melihat
saudara kita yang kesusahan ataupun teraniaya kita harus membantunya jangan
sampai mereka merasa bahwa kalian bukanlah bagian dari mereka. Tidak hanya
tolong menolong dalam hal kesusahan tapi kita juga dianjurkan untuk saling
tolong menolong dalam hal kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,bukan dalam
hal keburukanyan akan menjauhkan kita dari Allah SWT.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKKAH
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2017/11/dakwah-nabi-muhammad-di-mekkah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment