selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



SEKELUMIT TENTANG (saya) WANITA

Posted by Lautan Hati Oela Saturday 28 May 2016 0 comments
“Wanita diciptakan Tuhan: CANTIK dan BODOH. CANTIK agar laki-laki menyukai wanita. Dan, BODOH agar wanita itu menyukai laki-laki.” Salah satu kalimat aku dapat dari seorang teman saat aku tanpa sengaja curhat. Entah kenapa belakangan ini setiap kali aku mulai teringat masa-masa bersama ibuk, bawaannya jadi meloow , hati masih terasa pilu, dan tanpa sadar air mata pun turut mengalir deras. Saat itu aku memutuskan untuk  mencoba bertukar pikiran, atau lebih tepat dikatakan ‘curhat’ pada salah satu teman yang belum cukup lama aku kenal.
Banyak hal yang aku ceritakan meskipun hanya via WA. Jujur sebenarnya aku merasa malas melenggangkan jemari, mengetik berbalas pesan via WA itu. Tapi mau bagaimana lagi, aku merasa butuh untuk sekedar mencurahkan hati, atau bahkan berdiskusi. Mulanya aku hanya mengutarakan kerinduan yang teramat sangat terhadap almarhumah ibu dan almarhum adikku. Tapi ternyata tak cukup disitu, pembicaraan kami melebar sampai pada perjalanan hidup. Awalnya temanku mengklaim bahwa aku terlalu mendramatisir jalan hidup dari Tuhan buatku. Tapi aku punya cukup alasan untuk menyanggahnya, atau sekedar apologi saja.
Ditengah perbincangan, temanku bahkan dengan nada mengejeknya  mengirimkan pesan: “Lantas apa aku harus iba, harus merayu menenangkan dan membujuk kamu agar tidak larut bersedih lagi?” Tentu saja kalimat itu cukup menyayat dan menyindirku. Dalam hati aku bergumam; memangnya selama ini aku serapuh itu sampai harus mengharap orang lain iba padaku? Segera saja aku jawab pesannya dengan kalimat yang tegas: “AKU tidak butuh dikasihani.”
Cukup hanya satu kalimat itu yang kemudian mampu membuat temanku mulai tertarik melanjutkan ragam kalimat, dan analogi-analogi yang aku rasa benar-benar nyata dalam kehidupan. Perlahan ia mulai menampakkan sisi bijak dalam dirinya. Setiap perbincangan kami pun sarat nilai-nilai kehidupan, banyak bertebaran hikmah yang seharusnya aku pungut. Termasuk masalah hati. Yup, ia mampu menyeretku pada satu sisi, dimana aku dengan suka rela menyadari bahwa selama ini aku lebih mengedepankan logika. Salah satu kalimat yang cukup membuat aku terhentak adalah “Pakek hatimu”. Kalimat itu dikirimkannya setelah kami cukup panjang membahas masalah laki-laki, wanita, dan pernikahan. Ia pun berpesan, bahwa menikah bukan semata-mata kebutuhan jasmani, pun bukan sekedar sebuah ketertarikan seorang perempuan terhadap laki-laki karena fisik, rupa, atau atribut-atribut lainnya. Tapi menikah itu karena tanggung jawab kepada kewanitaanmu sendiri. Menikah adalah tanggung jawab kepada pribadi.
Sebenarnya banyak kalimat darinya yang membuatku semakin tersadar, bahwa selama ini aku cukup menciptakan ‘jarak’ antara fitrah keperempuanan dari Tuhan, dengan egoisme diri yang aku kira suara hati. Pengalaman dan jalan hidup yang aku lalui senyatanya cukup mampu membuat aku  terlalu berhati-hati. Terlebih lagi masalah laki-laki. Langkahku yang kuanggap kehati-hatian itu ternyata nyaris menegasikan intuisi. Pantas saja temanku mengatakan: Pengalaman sepahit dan semasam apapun, kamu tetap harus bodoh. Apa susahnya menjadi bodoh? Orang yang bodoh tidak perlu berpikir. Jatuuh ke jurang sepuluh kalipun dia lewati. Namanya juga bodoh? Sekali lagi, “Wanita diciptakan Tuhan: CANTIK dan BODOH. CANTIK agar laki-laki menyukai wanita. Dan, BODOH agar wanita itu menyukai laki-laki.” Beberapa kali ia mengingatkan, pakai hatimu. Jangan terjebak dan keliru antara hati dan otakmu. Hal-hal buruk yang kemaren tidak boleh mempengaruhi jalan kamu kedepan. Maka, menikah adalah tanggung jawab pada pribadi! Berulang kali ia tegaskan lagi.
Cukup banyak pelajaran yang aku terima dari temanku itu. Namun yang membuat aku sedikit terperangah adalah, menjelang akhir perbincangan kami, ia mengungkapkan bahwa jalan hidupku sebenarnya berat juga. Namun ia tak mau jujur mengatakan dari awal, agar aku tidak  pesimis  dulu. Nah…. Hal itu sudah cukup mampu membuka keyakinanku bahwa “wajar jika aku merasakan jalan hidupku cukup berat.”
Tapi, lagi-lagi… aku tidak butuh dikasihani. Aku tetap harus melangkah, apapun yang terjadi. Karena sesungguhnya, kehidupan di dunia ini hanya sebuah permainan, sebuah perjalanan yang akan mengantar kita pada keindahan sejati. Hidup di dunia adalah keadaaan menanti, menanti pertemuan dengan Sang Kekasih Sejati. Maka selaiaknya jika dalam perjalanan di dunia ini kita selalu merasa rindu, senantiasa merinduNya…
Karena, tak ada satu kenikmatan pun yang mampu mengalahkan kenikmatan mengenalNya, dan mengingatNya… Kekasih Sejati; Sang Penguasa Jagad Raya

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: SEKELUMIT TENTANG (saya) WANITA
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2016/05/sekelumit-tentang-saya-wanita.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.