selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



Bullying Pada Anak: Kenali, Cegah, Atasi!

Posted by Lautan Hati Oela Friday 30 March 2012 0 comments
cvDalam realita kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah atau bahkan sering melihat aksi mendorong seorang anak sehingga temannya terjatuh. Atau kegiatan seorang anak yang merebut mainan temannya. Pemandangan lainnya lagi misalnya, sekelompok anak yang mengejek dan menertawakan temannya. Kejadian-kejadian itu bisa saja kita temui di halaman sekolah, di luar pagar sekolah (perjalanan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya), lingkungan tempat tinggal, atau tempat bermain anak. Aksi-aksi negatif itu merupakan sebagian wujud dari bullying. Aksi mendorong, merebut mainan teman, mengejek dan/atau mengolok-olok memang terkesan ‘biasa’, karena memang lazim terjadi. Dalam benak kita, “ah, namanya juga anak-anak”. Namun tanpa disadari, praktik bullying telah terjadi.
Kenali, Cegah, Atasi
Sejatinya jika kita bisa mengantisipasi, maka kejadian kekerasan yang merupakan wujud dari bullying pada anak ini tidak akan, dan tidak perlu terjadi. Bullying adalah sebuah situasi dimana telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan yang dilakukan oleh seseorang, atau sekelompok. Menurut kamus Webster, bullying bermakna penyiksaan atau pelecehan yang dilakukan tanpa motif tetapi dengan sengaja, atau dilakukan berulang-ulang terhadap orang yang lebih lemah. Yang dimaksudkan dengan pihak yang kuat/kuasa disini tidak hanya kuat dalam fisik, tetapi juga mental. Dalam hal ini, korban tidak mampu membela dirinya karena lemah secara fisik atau juga mental.
Yang menjadi penting untuk diperhatikan dalam mengidentifikasi perilaku bullying bukan saja tindakan yang dilakukan, tetapi juga dampak tindakan itu bagi korban. Apabila tindakan itu berdampak pada diri dan psikologis korban, maka sudah bisa dipastikan bahwa tindakan itu merupakan wujud dari bullying. Misalnya, ada seorang anak mendorong bahu temannya dengan kasar. Jika yang didorong (korban) merasa terintimidasi, apalagi tindakan itu terjadi berulang-ulang, maka perilaku bullying telah terjadi. Lain halnya jika yang didorong (korban) tidak merasa terintimidasi, maka tindakan tersebut belum bisa dikatakan bullying.
Pada dasarnya, istilah bullying diilhami dari kata bull (bahasa Inggris) yang artinya ‘banteng’ yang suka menanduk. Sedangkan pihak pelaku bullying biasa disebut dengan bully. Senyatanya, bullying ini telah mewujud dalam beberapa bentuk. Wujud-wujud dari bullying itu diantaranya: Bullying fisik; terjadi sentuhan fisik antara pelaku dan korban, sehinggga semua bisa melihat (kasat mata). Contoh: menampar, menimpuk, menginjak kaki, melempar dengan barang, memalak, menjegal dan lain-lain. Bullying verbal; contoh: memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah. Bullying mental/psikologis; tidak tertangkap mata atau telinga jika kita tidak cukup awas mendeteksinya. Praktik bullying ini terjadi diam-diam dan di luar radar pemantauan kita. Contoh: memandang sinis, memandang penuh ancaman, mendiamkan, mengucilkan, mempermalukan, meneror lewat sms atau e-mail, memelototi, memandang yang merendahkan, mencibir.
Mengingat wujud dan jenis perilaku bullying yang cukup beragam ini maka penting untuk dapat jeli mencegahnya, sehingga tindak kekerasan yang lebih parah akan semakin dapat diminimalisir. Salah satu cara dalam upaya pencegahan tindak bullying adalah dengan menanamkan nilai-nilai keluhuran pada anak sedini mungkin. Mengajarkan hal-hal seperti rasa hormat, respek, menghargai dan empati, menjadi salah satu cara ampuh dalam upaya pencegahan bullying atau bahkan tindak kekerasan yang lebih parah. Apabila anak telah terbiasa sejak dini untuk menghargai orang lain, respek terhadap sekitar serta berempati dalam berbagai kondisi, maka niscaya mereka akan terhindar dari penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan. Setidaknya, mereka akan berpikir beberapa kali untuk melakukan hal-hal negatif yang menyimpang dari nilai-nilai keluhuran yang telah tertanam subur dalam diri.
Dengan memiliki nilai-nilai keluhuran yang telah tertanam dalam diri anak, maka mereka akan lebih menghargai orang lain. Disamping juga akan berempati dengan orang dan masyarakat, lebih peka untuk mengarahkan tindakannnya pada hal-hal positif yang membawa manfaat dan kebaikan. Maka kemudian, anak dengan sendirinya akan menjaga diri dari perilaku negatif.
Namun bagaimana jika ternyata tindak bullying telah terjadi? Yang terpenting dalam kejadian bullying ini adalah, bahwa yang harus mendapat perhatian dan penanganan bukan saja pelaku, melainkan juga korban. Keduanya harus mendapat perhatian sesuai porsinya. Pelaku harus mendapat bimbingan dan arahan, dengan pendekatan yang tidak menyudutkannya. Atau memang jika benar-benar diperlukan, hukuman yang mendidik dan memiliki efek jera, bisa diterapkan. Bagi korban, senyatanya juga membutuhkan bimbingan dan arahan terkait pengembalian kondisi psikologisnya seperti semula. Korban memerlukan dorongan dan support untuk bisa kembali bersikap positif dan percaya diri.
Yang menjadi aneh kemudian adalah, bahwa tindakan negatif wujud bullying masih dianggap ‘biasa’ terjadi di lingkungan anak. Kegiatan mendorong, mengejek, mempermalukan dan beragam kegiatan negatif itu dinilai lumrah terjadi pada anak-anak. “Ah, namanya juga anak-anak”, seperti itulah ungkapan yang seringkali muncul dari orang tua dan orang-orang dewasa ketika tindak negatif muncul di kalangan anak-anak. Orang tua menganggap hal itu wajar, tanpa menyadari bahwa tindakan itu pun juga akan membawa dampak negatif terhadap psikologis anak-anak.
Kini semua kembali kepada diri kita masing-masing. Jika kita mengamini dan meyakini bahwa beragam kegiatan-kegiatan negatif itu sudah biasa dikalangan anak-anak, maka silahkan kesampingkan dan lupakan saja tulisan ini. Akan tetapi jika kita peduli dan risau akan perkembangan putra-putri generasi penerus bangsa ini, maka sudah sewajarnya kita lakukan sesuatu untuk mengakhiri bullying di lingkungan kita.
*****
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Bullying Pada Anak: Kenali, Cegah, Atasi!
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2012/03/bullying-pada-anak-kenali-cegah-atasi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.