selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



Sebuah Refleksi: Nobar film Istirahatlah Kata Kata oleh FKPK

Posted by Lautan Hati Oela Monday 19 March 2018 0 comments

FKPK atau Forum Kota Probolinggo Kreatif baru saja menggelar acara Nonton Bareng dan Bincang Film Istirahatlah Kata Kata, pada Sabtu, 17 Maret 2018. Bertempat di gedung kesenian Kota Probolinggo, acara tersebut berjalan cukup menarik dan keren. Mengulas film Istirahatlah Kata Kata setelah setahun dirilisnya film tersebut memang bukan hal yang baru, namun semangat penonton dan warga Probolinggo untuk bersama-sama menonton dan membincang film tersebut masih tak terlihat surut.

Diawali dengan pembacaan dua puisi karya Wiji Thukul berjudul "Istirahatlah Kata Kata" dan "Peringatan" acara tersebut berlangsung haru dan syahdu. *eaaaa....
Kurang lebih satu setengah jam berlangsung pemutaran film Istirahatlah Kata Kata, semua yang hadir melanjutkan dengan bincang dan diskusi tentang film tersebut. Sebagai pengantar, pihak FKPK dan pegiat film memberikan sedikit pemaparan tentang film tersebut. Lalu dilanjut dengan mengeluarkan   analisa dan pendapat pribadi para penonton yang hadir saat itu. Diskusi berlangsung dengan hangat.
Di awal pemaparannya, pihak FKPK menyebutkan bahwa film Istirahatlah Kata Kata memang sengaja dibuat untuk kepentingan festifal, bukan industry. Sehingga dengan begitu, film ini jelas tidak akan menarik minat banyak pemirsa, jika disbanding dengan film-film genre romance, petualang, komedi, dan lainnya yang memang sengaja dibuat untuk kepentingan industri. Maka jika misalnya diberikan pilihan, antara Nonton Bareng film Istirahatlah Kata Kata, dengan film Ayat Ayat Cinta atau sejenissnya, maka penonton dan warga akan leboh cenderung memilih pilihan yang kedua.
Tapi bagaimanapun, film Istirahatlah Kata Kata sungguh sebuah film yang sarat akan pesan pesan moral, dan dibutuhkan permenungan mendalam untuk menelannya. Film karya Yosep Anggi Noen itu benar-benar film reflektif, dimana penonton diminta untuk mampu merefleksikannya secara pribadi dan berdaulat.

Dalam sesi diskusi, ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa film itu jauh dari ekspektasi. Karena penonton tadinya mengira bahwa film itu akna menggambarkan bagaimana Wiji Thukul aktif menggerakkan massa, menorehkan puisi-puisi satire karya nya, dan berapi-api menentang segala bentuk penindasan di negeri ini. Tapi ternyata sebaliknya, dalam film tersebut tak tampak sama sekali aksi-aksi menggelora untuk menentang penindasan dan rezim yang sedang berkuasa. Senyatanya, dalam film itu Wiji Thukul terlihat sebagai sosok yang tenang, bijak, dan tak jarang menampakkan sisi romantisme. Film tersebut pun tak menampilkan informasi lengkap tentang latar belakang Wiji Thukul.
Film Istirahatlah Kata Kata menceritakan bagaimana Wiji Thukul dalam masa pelarian di Borneo saat ia menjadi buron. Yang menjadi salah satu scene menarik dalam film itu adalah ketika terjadi dialog antara Wiji Thukul dengan juniornya. Sang junior berkata bahwa ia telah membaca banyak sajak karya Wiji Thukul dan yang paling disuka adalah: Buat apa baca banyak buku jika mulut kau bungkam melulu... Lantas dengan santai sang junior melanjutkan ucapannya: "setelah aku merenungi kalimat itu, maka aku putuskan untuk tidak lagi membaca buku...."
Salah satu bagian film yang bernada muatan sindiran. Tapi justeru itulah yang seharusnya menjadi salah satu bahan refleksi diri. Bagaimana minta baca kita dan generasi kita saat ini, bagaimana implementasi dari hasil membaca itu kemudian dalam kehidupan bermasyarakat kita dewasa ini. Wiji Thukul sejatinya sudah mampu menghadirkan semangat satire bagi generasi negeri ini.

Dalam sesi diskusi dan bincang-bincang, salah satu penggiat FKPK menceritakan sekilas bahwa pada masa orde baru, banyak aktivis yang hilang, menjadi buron dan diincar oleh penguasa masa itu. Cerita tentang bagaimana kekejaman dan penindasan yang terjadi pada era orde baru, bagaimana situasi politik saat itu, dan bagaimana sikap serta respon mahasiswa saat itu, sempat disinggung dalam acara nobar dan bincang film Istirahatlah Kata Kata.


Pada masa orde baru, partai politik hanya dibatasi tiga partai. Namun kemudian muncul satu partai yang bergerak aktif untuk menentang penindasan. Sebut saja Partai Rakyat Demokrasi atau PRD, yang sangat tidak disukai pemerintah saat itu. Maka apapun bentuk perlawanan serta ketidak sepahaman dengan pemerintah saat itu, otomatis dianggap PRD dan harus diberangus. Banyak aktivis ham dan kemanusiaan yang tiba-tiba menghilang saat itu, Wiji Thukul salah satunya. Dan, film Istirahatlah Kata Kata itu menggambarkan bagaimana sang aktivis, Wiji Thukul saat mengalami masa pelarian karena menjadi buron.

Dengan membincang perihal film Istirahatlah Kata Kata yang kemudian otomatis berujung pada deskripsi peristiwa dan keadaan Indonesia pada masa itu, dapat diketahui betapa kekejaman dan penindasan senyatanya penah terjadi di negeri ini. Entah berapa nyawa yang melayang, berapa jiwa yang menghilang tak ditemukan, berapa orang aktivis dan mahasiswa yang terpisah dari anggota keluarganya dan terpaksa hidup dalam pelarian. Hal itu rasanya sudah cukup mampu menggambarkan betapa kekejaman dan penindasan telah berlaku dan dilakukan sebuah rezim di negeri ini. Sungguh sangat menakutkan dan pilu mendengarnya. Bahkan untuk membayangkannya saja terasa sangat menyedihkan. Dan yang kemudian layak menjadi pertanyaan --yang mungkin menggelitik dan sedikit konyol--- adalah; mungkinkah sejarah kelam itu berulang?
Maka, mari hapuskan segala bentuk penindasan. Mengutip salah satu kalimat dalam sajak Wiji Thukul, Hanya ada satu kata... Lawaan!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sebuah Refleksi: Nobar film Istirahatlah Kata Kata oleh FKPK
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2018/03/sebuah-refleksi-nobar-film-istirahatlah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.