Makhluk Indah itu Bernama Perempuan
Thursday 6 April 2017
0
comments
Tidak
ada satu pun makhluk di bumi ini yang tercipta dengan sia-sia. Setiap yang
diciptakan Allah pasti berjalan selaras dengan fungsinya. Hal ini telah nyata
tertulis dalam fimanNya, pada QS Ali Imron: 191. Tak satupun makhluk yang hidup
dengan kesia-siaan, termasuk makhluk Allah yang bernama “perempuan”.
Melalui
surah Ali Imron ayat 191, Allah SWT setidaknya menjelaskan bahwa, orang-orang
yang selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun, dan merenungkan segala
kejadian penciptaan langit dan bumi, maka mereka pasti akan berkata; tidaklah
Tuhan kami menciptakan semua itu dengan sia-sia.
لَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.
Maka
sudah jelas terbukti, bahwa Allah tidak akan melakukan sesuatu hal yang
sia-sia. Pun Allah tidak akan menciptakan suatu makhluk dengan percuma. Termasuk
juga makhluk yang bernama “perempuan”, yang penciptaannya tidak akan sia-sia,
dan pasti ada tujuan serta manfaatnya.
Perempuan
diciptakan Allah sedemikian rupa. Senyatanya, perempuan menjadi makhluk yang
cukup banyak mendapat perhatian. Bahkan, tak bisa dipungkiri bahwa dalam
kehidupan masyarakat, perempuan pun memiliki posisi tersendiri.
Ada
beberapa faktor yang cukup berpengaruh terhadap posisi perempuan dalam
kehidupan. Dan pada kenyataannya, sejarah serta peradaban memainkan peran yang
cukup besar dalam menentukan posisi perempuan dalam kehidupan masyarakat.
Perempuan
dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, senyatanya ikut berperan
dalam berbagai ranah kehidupan. Bisa dibayangkan, bagaimana kehidupan dan dunia
ini tanpa adanya kehadiran perempuan. Maka, sudah sunatullah, bahwa
perempuan mengisi kehidupan di dunia ini dengan tanpa kesia-siaan.
Seperti
halnya makhluk Allah lainnya, makhluk indah bernama perempuan ini pun
senyatanya memiliki ragam kelebihan. Meski juga tak dapat dipungkiri adanya kekurangan.
Karena biar bagaimanapun, kesempurnaan bukanlah milik makhluk, namun hanya
milik sang Kholiq; Allah SWT.
Dengan
keberadaan perempuan yang benar-benar tercipta dengan segala keunikannya, maka
masih pantaskah kita menegasikan peran perempuan dalam kehidupan? Masih
layakkah perempuan disebut sebagai makhluk yang tak berguna? Bahkan sebagai
perempuan sendiri, masih tidak risihkah kita menyebut diri sebagai makhluk yang
serba kekurangan dan tak mampu berbuat apa-apa?
Dengan
beragamnya jenis makhluk ciptaan Allah, perempuan menjadi salah satu ciptaan
yang indah. Betapa tidak, adanya perempuan senyatanya cukup menarik perhatian.
Kalau bukan karena keindahannya, tak mungkin Allah akan mencipta perempuan
dengan daya tarik yang menyertainya. Yang menjadi penting untuk diperhatikan
kemudian adalah, bagaimana perempuan itu menjaga keindahan dan daya tariknya.
Sehingga mampu menggunakannya untuk kebaikan dan kemanfaatan. Seperti tujuan
awal penciptaan keindahan dan daya tarik pada perempuan itu sendiri.
Jika
perempuan mampu menjaga dan menggunakan keindahan penciptaannya itu untuk
hal-hal kebaikan dan mengarah pada kemanfaatan, maka yang terpancar adalah
kebaikan. Dan kemanfaatannya akan dirasa dalam dirinya.
Namun
jika yang terjadi sebaliknya, bila keindahan penciptaan dan daya tarik yang
melekat itu tidak digunakan dengan sebaik-baik kegunaan dan kemanfaatan, maka
akibat yang ditimbulkan juga akan berdampak pada diri perempuan itu sendiri.
Maka
tak dapat dipungkiri, makhluk indah bernama perempuan itu senyatanya memiliki
kebebasan untuk bertindak terhadap keindahan penciptaannya. Selain juga
memiliki konsekuensi sendiri atas segala tindakannya, terkait keindahan yang
dimiliki dalam penciptaannya itu.
Kebebasan
bertindak dan konsekuensi yang didapat inilah yang kemudian menuntut
kehati-hatian perempuan. Betapapun, tindakan yang dilakukan akan menimbulkan
dampak dan efek tersendiri. Jika bertindak baik, maka dampak dan efeknya baik.
Begitu pula sebailkya. Maka sebenarnya pilihan ada ditangan kita. Sebagai
perempuan, akan bertindak dan memanfaatkan keindahan penciptaan dengan baik,
atau sebalikya. Karena semua itu akan kembali pada diri kita. Baik dampak
positif atau negatif, efek yang baik atau buruknya. Semua bergantung pada yang
perempuan lakukan. Semua bergantung pada apa yang kita perbuat, yang kita
lakukan.
Sebagaimana
telah dijelaskan dalam firmanNya, bahwa siapapun yang bertindak dan berbuat
kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sedangkan yang berbuat kejahatan akan
mendapat balasan yang setimpal. Hal ini tergambar jelas dalam surah Al Mu’min
ayat 40:
مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا ۖ وَمَنْ عَمِلَ
صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ
يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia
tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa
mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam
keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya
tanpa hisab”
Dengan
bersandarkan pada Al Qur’an, senyatanya cukup bagi perempuan untuk menjadi
panduan dalam mengarungi kehidupan. Karena sungguh, tak ada hal yang
terlewatkan dalam Al Qur’an. Semua sudah komplit disajikan. Apalagi sekedar
tentang pembahasan perempuan. Al Qur’an sudah tersedia, sebagai referensi yang
peka zaman. Tinggal bagaimana para perempuan berupaya untuk mengkaji,
mendalami, menganalisa, dan kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan. Jika
melangkah dengan berdasarkan Al Qur’an, maka ketenangan akan selalu dirasakan. Bahkan
dalam memanfaatkan dan menggunakan keindahan yang telah Allah ciptakan dalam
diri perempuan, jika selalu bersandarkan pada Al Qur’an maka sudah pasti akan
terjauhkan dari kesesatan.
Maka
sebagai makhluk yang indah, perempuan mempunyai kebebasan sekaligus tanggung
jawab dalam mendayagunakan keindahan yang dimiliki. Akankah makhluk indah itu bisa
senantiasa menjadi indah di dunia bahkan sampai di hari akhir nanti? Atau
makhluk indah itu tak mampu menjaga keindahannya di duni yang fana ini? Tak
bisa memanfaatkan dengan baik dan untuk kebaikan, sebagaimana yang telah
ditetapkan Tuhan. Semua bergantung dan kembali pada diri masing-masing, sebagai
perempuan.
Pada
dasarnya, jika mampu mensyukuri apa yang sudah Allah gariskan dan segala yang
sudah Allah berikan, maka akan mampu mengoptimalkan segala potensi yang ada. Hal
itu pun berlaku bagi perempuan. Sungguh, jika para perempuan mampu menerima
segala karunia dan ketentuan yang sudah Allah berikan padanya, maka ia akan
mampu mengoptimalkan segala karunia Allah tersebut.
Jika
mengetahui segala karunia yang sudah Allah berikan, (khususnya pada perempuan) maka
sungguh tak kan mampu perempuan menghitung, atau bahkan mengingkarinya. Tak
akan ada satu perempuan pun yang sanggup menghitung setiap karunia dan nikmat
yang sudah Allah berikan. Jadi, sudah bukan masanya menyesali diri, merendahkan
diri, atau merasa tidak berharga sama sekali. Yang selayaknya terjadi adalah,
optimalisasi dan pendayagunaan segala karunia Allah itu, untuk mencipta dan
menebar keberkahan serta kemanfaatan bagi sesama makhluk di bumi Allah ini.
Berdayalah, bergeraklah, bermanfaatlah makhluk indah Allah yang bernama
‘perempuan’.....!
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Makhluk Indah itu Bernama Perempuan
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2017/04/makhluk-indah-itu-bernama-perempuan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
0 comments:
Post a Comment