selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



Mengenal lebih dalam konsep Multiple Intelligences

Posted by Lautan Hati Oela Friday 1 June 2012 2 comments

 

Teori kecerdasan yang ditemukan kemudian digagas oleh pakar psikologi dan profesor pendidikan Hardvard University; Howard Gardner senyatanya telah memberikan pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap perkembangan psikologi dan pendidikan dewasa ini.

Howard Gardner menemukan sebuah konsep kecerdasan majemuk berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya. Ia mulai menuliskan gagasannya tentang inteligensi ganda —kecerdasan majemuk— dalam bukunya Frame of Mind pada tahun 1983. Setelah melakukan kembali berbagai penelitian tentang implikasi teori inteligensi ganda —kecerdasan majemuk— terhadap dunia pendidikan, maka pada tahun 1993, Gardner memublikasikan bukunya yang berjudul Multiple Intelligences. Teori itu kemudian dilengkapi lagi dengan terbitnya buku Intelligences Reframed pada tahun 2000.

Multiple Intelligences di Indonesia diartikan dengan inteligensi ganda atau kecerdasan majemuk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Howard Gardner, ia menemukan bahwa setiap manusia memiliki beberapa jenis kecerdasan yang dapat ditumbuhkembangkan. Jenis-jenis kecerdasan itu tidak hanya cukup diukur dengan tes tulis, menyelesaikan soal-soal seperti yang telah berlaku selama berpuluh-puluh tahun. Bagi Gardner, tes IQ tidak cukup membuktikan seberapa tinggi tingkat inteligensi yang dimiliki seseorang. Hal ini dikarenakan, menurut Gardner, jenis inteligensi yang dipunya setiap manusia beragam, jadi sangat tidak cocok jika diuji hanya dengan tes tulis semata. Sementara tes IQ yang telah dipakai selama ini hanya menekankan pada kemampuan matematis-logis saja. Masih menurut Gardner, begitu beragamnya inteligensi manusia sehingga tidaklah memungkinkan jika hanya menggunakan tes IQ sebagai alat ukurnya.

Sebetulnya, Multiple intelligences bukanlah hal baru. Di Amerika Serikat, teori ini sudah cukup lama dikembangkan. Multiple Intelligences adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa manusia memiliki tujuh jenis inteligensi. Setelah melakukan beberapa penelitian lagi, akhirnya dalam bukunya Intelligences Reframed, Howard Gardner menambahkan dua jenis inteligensi lainnya. Sehingga saat ini, sudah terdapat sembilan jenis inteligensi yang dimiliki manusia –berdasarkan teori yang digagas oleh Howard Gardner— antara lain:

1. Inteligensi Linguistik

Gardner menyatakan, inteligensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif; baik secara oral maupun tertulis. Inteligensi linguistik ini berhubungan erat dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan.

Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang sastrawan, pencipta puisi, penulis, jurnalis, editor, orator, dramawan maupun pemain sandiwara.

Gardner percaya bahwa para penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantik (arti kata-kata), fonologi (bunyi bahasa), pragmatik (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya. Menurut Gardner, banyak orang dengan inteligensi linguistik yang menonjol mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi.

Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum. Orang yang berinteligensi linguistik tinggi, akan berbahasa dengan lancar, baik, terstruktur dan lengkap. Ia akan mudah mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berbahasanya, akan mudah mempelajari berbagai ragam bahasa serta mudah mengerti urutan dan arti kata-kata dalam belajar bahasa.

Orang-orang dengan inteligensi linguistik tinggi juga mudah untuk menjelaskan, mengajarkan bahkan menceritakan pemikirannya kepada orang lain. Analisis linguistiknya kuat. Dalam mengungkapkan suatu fakta, orang-orang berinteligensi linguistik tinggi ini akan menceritakan dengan perbendaharaan kata yang variatif, sehingga tidak menjemukan untuk didengar.

Anak yang memiliki inteligensi linguistik tinggi, meskipun masih di sekolah dasar sudah terlihat mempunyai kemampuan bahasa yang baik. Jika diberi tugas membuat kalimat, anak ini akan sangat mudah untuk membuat kalimat yang baik dan tertata. Anak ini senang mengeksplorasi diri dengan bahasa. Dan, biasanya nilai bahasanya lebih baik dibanding teman-temannya yang lain, yang inteligensi linguistiknya kurang tinggi.

Komponen lain dari inteligensi linguistik adalah memori lisan (verbal memory). Gardner menjelaskan bahwa “Kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa”. Oleh karena kekuatan memori lisan, maka mengingat dan mengulangi kata-kata yang panjang menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol. Bagi orang yang kuat memori lisannya, maka gagasan mengalir dengan konstan. Hal ini disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa menghiraukan bagian khusus dari kekuatan memori lisan, dalam inteligensi linguistik penekanan terjadi baik pada bahasa tulis maupun bahasa lisan.

Pada umumnya, jenis kemampuan yang banyak dimiliki oleh orang yang menonjol dalam inteligensi linguistik adalah:

-. Mengerti urutan dan arti kata-kata

-. Menjelaskan, bercerita, mengajar, berdebat

-. Humor

-. Mengingat dan menghafal

-. Analisis Linguistik

-. Menulis dan berbicara

-. Main drama, berpuisi, berpidato

-. Mahir dalam perbendaharaan kata

2. Inteligensi Matematis-Logis

Bentuk lain dari inteligensi manusia adalah inteligensi matematis-logis atau kecerdasan logika-matematika. Kecerdasan logika-matematika ini meliputi keterampilan berhitung dan berpikir logis serta keterampilan pemecahan masalah. Di samping itu, yang juga termasuk dalam inteligensi logis-matematis adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi dan perhitungan.

Menurut Gardner, inteligensi matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.

Inteligensi jenis ini banyak menonjol pada seorang matematikus, logikus, saintis, akuntan, programer.

Ciri-ciri orang yang inteligensi matematis-logisnya menonjol antara lain memiliki kemampuan yang mumpuni dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik dan bahkan biasanya, pandangan hidupnya bersifat rasional.

Pada dasarnya, matematikawan bukanlah satu-satunya ciri orang yang menonjol dalam inteligensi matematis-logis. Siapa pun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi permasalahan aritmatika, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka, menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan matematis-logis.

Orang-orang yang memiliki inteligensi matematis-logis akan sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, orang yang inteligensi matematis-logisnya tinggi akan mencoba mengelompokkan dan mengklasifikasikan permasalahannya tersebut. Sehingga akan mudah dilihat, mana permasalahan yang pokok dan yang tidak. Mana permasalahan yang berkaitan satu sama lain, serta mana yang merupakan persoalan lepas. Maka dengan begitu, mereka tidak akan mudah bingung.

Anak yang inteligensi matematis-logisnya menonjol biasanya memiliki nilai matematika yang baik dibanding teman-temannya yang lain, jalan pikiran dan cara bicaranya logis-rasional. Anak dengan inteligensi matematis-logis tinggi biasanya juga suka belajar dengan skema, bagan dan kurang begitu suka dengan bacaan yang panjang kalimatnya. Anak-anak dengan inteligensi jenis ini akan mudah mengerti isi buku jika ada skema, bagan atau bahkan gambar-gambar di dalamnya.

Pada umumnya, orang yang menonjol inteligensi matematis-logisnya berkemampuan dalam:

-. Logika

-. Reasoning, pola sebab akibat

-. Klasifikasi dan kategorisasi

-. Abstraksi dan simbolisasi

-. Pemikiran induktif dan deduktif

-. Menghitung dan bermain angka

-. Pemikiran ilmiah

-. Problem solving

-. Silogisme

3. Inteligensi Ruang-Visual

Inteligensi ruang-visual ini mencakup berpikir dalam gambar, kemampuan untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial.

Inteligensi ruang-visual atau yang kadang-kadang disebut dengan kecerdasan visual-spasial ini juga meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik.

Bagi Howard Gardner, inteligensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat. Inteligensi jenis ini banyak dimiliki oleh arsitek, fotografer, navigator, dekorator, pilot atau bahkan pemburu.

Gardner mengakui bahwa “Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas penglihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya.” Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa hal lain yang termasuk dalam inteligensi ruang-visual antara lain: kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikiran dan mengenali perubahan itu, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik.

Orang dengan inteligensi ruang-visual tinggi akan dengan mudah membayangkan benda dalam ruang berdimensi tiga, mudah mengenali relasi benda-benda dalam ruang secara tepat. Bahkan meski melihat dari jarak jauh, orang-orang dengan inteligensi ruang-visual yang menonjol dapat memperkirakan letak benda itu.

Orang-orang dengan inteligensi ruang-visual tinggi juga mempunyai persepsi yang tepat tentang suatu benda dengan ruang di sekitarnya dan bahkan dapat melihatnya dari segala sudut.

Anak dengan inteligensi ruang-visual tinggi akan dengan mudah belajar ilmu ukur ruang. Ia akan mudah menentukan letak suatu benda dalam ruangan serta dapat membayangkan suatu bentuk secara benar, meskipun dalam perspektif. Jika menggambar suatu pemandangan, anak-anak dengan inteligensi ruang-visual ini akan dengan mudah menempatkan benda-benda pada tempatnya yang tepat dan benar dimensinya. Anak dengan inteligensi ruang-visual tinggi biasanya juga suka menggambar, suka warna-warna dan membangun balok-balok yang indah dan bermakna.

Secara umum, orang yang memiliki inteligensi ruang visual yang tinggi juga memiliki kemampuan:

-. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang dengan tepat

-. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut

-. Representasi grafik

-. Manipulasi gambar, menggambar

-. Mudah menemukan jalan dalam ruang

-. Imajinasi tinggi

-. Peka terhadap garis, warna dan bentuk

4. Inteligensi Kinestetik-Badani

Suatu inteligensi yang sangat aktif yang dianugerahkan pada manusia adalah inteligensi kinestetik-badani. Inteligensi kinestetik-badani merupakan inteligensi fisik.

Menurut Howard Gardner, inteligensi kinestetik-badani adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan.

Masih menurut Gardner, inteligensi kinestetik ini menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara, baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik).

Inteligensi kinestetik-badani ini banyak dimiliki oleh atlet, penari, pemahat, aktor dan ahli bedah.

Yang juga termasuk dalam kriteria inteligensi kinestetik-badani adalah keterampilan koordinasi dan fleksibilitas tubuh.

Orang-orang dengan inteligensi kinestetik-badani yang menonjol akan mudah mengungkapkan diri dengan gerak tubuh mereka. Apa yang mereka pikir dan rasakan, dapat dengan mudah mereka ungkapkan melalui gerak tubuh, semisal tarian atau ekspresi tubuh. Mereka juga dapat dengan mudah memainkan mimik, drama dan peran. Bahkan mereka bisa dengan cepat dan mudah melakukan gerak tubuh dalam olahraga dengan berbagai variasi. Orang dengan inteligensi kinestetik-badani yang tinggi juga dapat sangat baik menjalankan operasi jika ia seorang ahli bedah.

Semua orang dengan inteligensi kinestetik-tubuh yang menonjol, akan mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah pesan.

Orang-orang dengan inteligensi kinestetik-badani tinggi akan sangat menikmati kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah, berenang. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indera perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam dan berminat atas segala sesuatu.

Bahkan anak atau siswa yang kuat inteligensi kinestetik-badani biasanya tidak suka diam dan selalu ingin menggerakkan badannya. Anak-anak dengan inteligensi kinestetik-badani yang menonjol biasanya suka menari, olahraga dan suka bergerak.

Biasanya, orang yang menonjol pada inteligensi kinestetik-badani ini berkemampuan untuk:

-. Berekspresi dengan tubuh

-. Mengaitkan pikiran dengan tubuh

-. Bermain mimik

-. Main drama, main peran

-. Olahraga, menari dan aktif bergerak

-. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh yang tinggi

5. Inteligensi Musikal

Inteligensi yang muncul lebih awal pada manusia dibanding inteligensi lain adalah bakat musik. Inteligensi musikal meliputi kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara) serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik, bernyanyi, dan memainkan alat musik.

Howard Gardner mendefinisikan inteligensi musikal sebagai kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik serta suara. Seperti kepekaan terhadap ritme, melodi dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik, kemampuan menyanyi dan mencipta lagu, bahkan kemampuan untuk menikmati lagu, musik serta nyanyian.

Inteligensi jenis ini banyak dimiliki oleh pengarang lagu, pesinetron, orang-orang yang peka nada, yang dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama musik, yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu

Agar dapat dikatakan menonjol pada inteligensi musikal maka seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik, menurut Gardner. Kemampuan auditorial tidak hanya menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, tetapi juga mampu mengingat pengalaman bermusik.

Gardner juga menjelaskan bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya ingatnya”.

Orang-orang dengan inteligensi musikal yang menonjol akan sangat peka terhadap suara dan musik. Mereka akan dengan mudah belajar dan bermain musik dengan baik. Bahkan, mereka sudah dapat menangkap dan mengerti struktur musik sejak kecil. Pun mereka dapat dengan mudah menciptakan melodi dan lagu.

Orang yang kuat inteligensi musikalnya juga sangat menyenangi apapun yang berbau musik. Mereka bisa mengungkapkan perasaan dan pemikirannya dalam bentuk musik. Bahkan, mereka lebih mudah mempelajari sesuatu jika dikaitkan dengan musik atau lagu.

Anak-anak dengan inteligensi musikal yang tinggi akan dengan cepat menirukan atau bahkan menyanyikan suatu lagu di televisi, meskipun mereka tidak memahami bahasanya.

Pada umumnya, orang dengan inteligensi musikal yang mumpuni akan berkemampuan dalam:

-. Menangkap musik

-. Mencipta melodi

-. Menyanyi, pentas musik

-. Mencipta musik

-. Memainkan alat musik

-. Mengetahui struktur musik dengan baik

-. Peka terhadap suara dan musik

-. Peka dengan intonasi dan ritmik

6. Inteligensi Interpersonal

Inteligensi interpersonal sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain.

Howard Gardner menjelaskan, inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, watak, perangai, intensi, motivasi dan temperamen orang lain. Termasuk juga kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara dan isyarat dari orang lain.

Singkatnya, inteligensi interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Inteligensi jenis ini menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain.

Inteligensi interpersonal ini banyak dimiliki oleh para komunikator, fasilitator, penggerak massa.

Inteligensi interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu.

Inteligensi interpersonal merupkan kapasitas yang dimiliki seseorang untuk dapat memahami dan dapat melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan dapat dilihat dari beberapa orang seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kesuksesan seseorang.

Orang yang memiliki inteligensi antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar, seperti Mahatma Gandhi. Orang-orang dengan inteligensi jenis ini juga memiliki kemampuan memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan.

Secara umum, orang yang menonjol pada inteligensi interpersonal juga memiliki kemampuan dalam:

-. Bekerja sama dengan teman

-. Mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi teman

-. Berkomunikasi verbal dan nonverbal

-. Berempati dan peka terhadap teman

-. Memberikan feedback

7. Inteligensi Intrapersonal

Inteligensi intrapersonal atau yang bisa juga disebut dengan inteligensi intrapribadi ini adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Orang dengan inteligensi intrapribadi tinggi dapat dengan mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi serta menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hidupnya. Mereka sangat mawas diri dan suka bermeditasi, berkontemplasi. Mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada tujuan, sangat disiplin, gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri dibanding bekerja dengan orang lain.

Inteligensi intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan kemampuan tersebut dalam membuat rencana serta mengarahkan orang lain.

Biasanya, orang dengan inteligensi intrapersonal yang menonjol juga akan berkemampuan dalam:

-. Berkonsentrasi

-. Reflektif dan bekerja mandiri

-. Keseimbangan diri

-. Kesadaran dan realitas spiritual

-. Pengenalan diri yang dalam

-. Mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda

8. Inteligensi Naturalistik

Inteligensi Naturalistik ini oleh Howard Gardner didefinisikan dengan kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural, kemampuan untuk memahami dan menikmati alam, dan menggunakan kemampuan itu secara produktif dalam berburu, bertani serta mengembangkan pengetahuan akan alam.

Singkatnya, inteligensi naturalistik ini merupakan keahlian mengenali dan mengategorikan spesies-flora dan fauna di lingkungannya.

Para pecinta alam adalah contoh orang yang tergolong sebagai orang – orang yang memiliki kecerdasan ini.

Ada banyak bidang pekerjaan yang menghendaki bakat naturalis, seperti petani, ilmuwan, ahli tanah, dan orang yang berciri khas mengamati perilaku alam. Kendati pun banyak bidang pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, tidak sedikit pula orang yang memiliki kekuatan kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.

Orang-orang dengan kecenderungan inteligensi naturalistik ini biasanya mampu hidup di luar rumah, dapat berkawan dan berhubungan baik dengan alam, mudah membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang. Pun orang-orang dengan inteligensi ini akan mampu mengenal sifat dan tingkah laku hewan, mencintai lingkungan dan tidak suka merusak lingkungan hidup.

Biasanya, siswa atau peserta didik dengan kepemilikan inteligensi naturalistik yang menonjol akan senang jika ada acara di luar sekolah, seperti berkemah bersama di pegunungan, karena ia akan dapat menikmati keindahan alam. Selain itu, mereka juga akan lebih mudah mempelajari biologi.

Terkait inteligensi naturalistuk ini, ada beberapa kelompok ahli yang merasa bahwa inteligensi jenis ini sudah termasuk dalam inteligensi matematis-logis. Namun, Howard Gardner berpendapat bahwa inteligensi jenis ini berbeda dengan inteligensi matematis-logis. Untuk itulah, inteligensi naturalistik ini masih dalam taraf penelitian lebih lanjut.

Secara umum, orang dengan inteligensi naturalistik yang menonjol memiliki kemampuan untuk:

-. Mengenal flora dan fauna

-. Mengklasifikasi dan identifikasi tumbuh-tumbuhan dan binatang

-. Menyukai alam dan hidup di luar rumah

9. Inteligensi Eksistensial

Inteligensi Eksistensial berhubungan dengan kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam, terkait eksistensi manusia.

Inteligensi jenis ini tampak pada para filsuf, terlebih filsuf eksistensialis yang selalu mempertanyakan dan mencoba menjawab persoalan eksistensi hidup manusia.

Sedangkan pada anak atau peserta didik yang memiliki inteligensi eksistensial yang menonjol cenderung untuk mempersoalkan keberadaannya di tengah alam raya sosial yang luas ini. Anak yang memiliki inteligensi eksisitensial yang menonjol sering kali melontarkan pertanyaan yang jarang dipikirkan orang lain, bahkan pendidik/gurunya sendiri. Jenis-jenis pertanyaan itu semisal: “Apa semua manusia akan mati? Kalau semua akan mati, untuk apa aku hidup?”

Pada umumnya, orang yang menonjol inteligensi eksistensialnya juga berkemampuan untuk:

-. Peka dalam menjawab persoalan eksistensi diri/manusia

-. Melakukan refleksi diri

Keberadan teori multiple intelligences yang telah digagas oleh Howard Gardner berdasarkan hasil dari beberapa penelitiannya itu setidaknya telah membantu kita dalam memahami bahwa kecerdasan tidak hanya cukup diukur dengan angka, dengan cara menyelesaikan soal-soal dalam kertas di atas meja dan hasilnya akan menentukan tingkat kecerdasan seseorang. Itu hanyalah salah satu cara mengetahui tingkat dari salah satu jenis kecerdasan seseorang. Pada kenyataannya, IQ hanyalah salah satu kecerdasan yang dimiliki manusia. Dan, beberapa tahun ini telah banyak yang meyakini bahwa kesuksesan bukanlah ditentukan oleh tingkat IQ semata. Berapa banyak orang dengan IQ tinggi di sekolah, tapi pada kehidupan nyata ia tidak mencapai keberhasilan seperti teman-teman yang memiliki tingkat IQ dibawah rata-rata. Hasil dari sebuah penelitian telah menyebutkan bahwa kecerdasan seseorang banyak ditentukan oleh kecerdasan emosi dan atau spiritual yang dimilikinya.

Dengan demikian, tidaklah salah jika Howard Gardner menyatakan bahwa inteligensi seseorang bukan hanya dapat diukur melalui tes tulis semata. Akan tetapi lebih tepat dengan cara: bagaimana ia memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Mengenal lebih dalam konsep Multiple Intelligences
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2012/05/mengenal-lebih-dalam-konsep-multiple.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

2 comments:

Ocha said...

bisa minta daftar pustakanya gak??

Lautan Hati Oela said...

bisa dibaca: Paul Suparno, 2004 Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di sekolah, Yogyakarta, Kanisius.
T. Hermaya,(alih bahasa),2002,Seven Kinds Of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligences,Jakarta,Gramedia Pustaka Utama.
Yudhi Murtanto,(terjemah), 2004 (cet. ke3), Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan, Bandung, Kaifa.

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.