selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



Tak Terbendungnya Air Mata saat Idul Adha

Posted by Lautan Hati Oela Thursday 17 October 2013 0 comments

10 Dzulhijjah 1434 H, bertepatan dengan 15 Oktober 2013. Ada sesuatu yang berbeda dengan Idul Adha kali ini. Alhamdulillah, aku mampu melaksanakan sebagian kecil sunnah-sunnah Nabi di hari yang suci itu. Hanya saja, aku belum bisa berpuasa tarwiyah dan arofah. Karena, hutang puasa Romadhon masih belum aku lunasi,, (huh….. dasar memang pemalas!). Dan, penyebab lainnya adalah, karena saat hari tarwiyah itu aku masih dalam keadaan tidak suci, alias menstruasi. Hmhmmmm….. Senyum sedih

Tapi Alhamdulillah, saat hari Arofah, di mana waktu yang paling baik untuk melafadzkan berbagai macam permintaan dan doa, waktu mustajabah untuk bermunajah…. Aku mampu melaksanakan puasa, yang sebetulnya aku niatkan untuk mengqodho’ puasa Romadhon, Tapi semoga aku juga mendapat keberkahan dari Arofah… Aaamiin..!!!

Di sepertiga akhir malam 9 Dzulhijjah, aku mulai stand by, berusaha ‘mendekatiNya’ sampai menjelang subuh, dan mulai banyak terdengar takbir berkumandang. Sayup dan penuh haru aku mencoba melantunkan takbir, tulus dari lisan dan kalbuku. Kucoba haturkan berbagai permohonan penuh harap, semoga Allah mengijabah… Aaamiin.

Hingga pada 10 Dzulhijjah 1434 H, usai sholat subuh, aku bergegas mandi sunnah, mengenakan pakaian putih, berhias diri, memakai wangi-wangi dan menyiapkan mukenah, untuk kemudian bergegas menuju masjid, menunaikan sholat sunnah idul ‘Adha.

Sampai di masjid, masih terlihat beberapa orang jamaah perempuan, sehingga aku bersama ibu bisa menempati shof depan, Alhamdulillah.. Lagi-lagi, Alhamdu lillah!! Di masjid yang masih dalam tahap renovasi itu, aku berusaha menfokuskan diri, hati, dan perhatianku untuk bertakbir kembali. Mengagungkan keesaan dan keagunganNya. Allahu Akbar…

Sholat sunnah Idul Adha dimulai tepat pukul 06.00. Dengan penuh khidmat, para jamaah mengikuti dan menunaikan sholat serta rangkaian ibadah, khutbah dan doa. Setelah mendengar dan memerhatikan, serta meresapi khutbah yang disampaikan khotib yang sekaligus juga bertindak sebagai imam, aku bersiap mengikuti doa yang akan dipimpin oleh imam-khotib tersebut. Tak seperti biasa, kegiatan sholat Idul Adha kali ini masih diikuti oleh jumlah jamaah yang tidak berkurang dari sejak dimulainya sholat. Dengan kata lain, saat sholat sampai selepas khutbah dan membaca doa, jumlah jamaahnya masih sama, tetap, dan tidak berubah. Artinya, para jamaah tidak ada yang memutuskan untuk angkat kaki dan pulang terlebih dahulu, sebelum pembacaan doa usai. Biasanya, saat khutbah berlangsung, jumlah jamaah sudah mulai berkurang. Beberapa jamaah ada yang memutuskan untuk pulang lebih dulu, tidak mengikuti khutbah dan doa sampai selesai. Entah kenapa, pada Idul Adha kali ini, jumlah jamaah masih tetap sama, para jamaah tetap bertahan untuk tidak pulang dulu sampai pembacaan doa selesai.

Saat pembacaan doa yang dipimpin imam, aku merasa terharu. Dan, sampai di pertengahan doa, aku tak kuasa menahan butiran air mata. Tiba-tiba saja air itu keluar dengan sendirinya dari kedua bola mataku, Air mata itu benar-benar tak mampu kutahan lagi. Air mata itu keluar tepat ketika sang imam melafalkan doa yang kurang lebihnya, tujuannya adalah untuk meminta kemudahan agar dapat segera berhaji. Dari awal berkhutbah, sang imam, H. Nur Hasyim (yang ternyata teman sekolah ibuku) ini membangkitkan semangat para jemaah untuk bermunajat dan meminta agar diberi kemudahan melaksanakan ibadah haji. Sehingga, pada pertengahan doa yang dipimpinnya, ada lafal doa yang khusus meminta  kemudahan untuk menunaikan ibadah haji. Dan, saat imam melafazkan doa itulah, air mataku tak terbendung lagi. Subhanallah…! Aku memang tak sepenuhnya memahami dan menguasai bahasa Arab, tapi sedikit demi sedkit, aku mampu menangkap maksud dan sedikit arti dari lafal doa kemudahan berhaji yang dilafadzkan imam sholat Idul ‘Adha tersebut.

Sampai di rumah selepas sholat sholat sunnah Idul Adha, aku mencoba mengingat-ingat dan mengulang lagi lafal doa kemudahan haji yang tadi dilafadzkan imam. Namun sayang sekali, aku tak mampu mengingatnya secara utuh. Akhirnya, aku memutuskan untuk mencari beberapa referensi tentang doa agar dimudahkan berhaji. Sungguh, aku sangat ingin segera dimudahkan berkunjung dan beribadah di Makkah alMukarromah dan Madinah alMunawwaroh. Semoga Allah segera mengabulkannya. Aaamiin…!!!! Satu-satunya lafal sholawat doa kemudahan haji yang aku hafal hanya: '”Allohumma yassir lana Ziyaroh Makkah Madinah”. Hanya itu saja. Namun,   di lubuk hati terdalam, aku masih menginginkan doa kemudahan haji yang lain, minimal seperti yang dilafadzkan sang imam, saat aku mengikuti sholat sunnah Idul Adha tahun ini.

Alhamdu lillah, setelah mencari beberapa referensi, kutemukan juga lafal doa agar diberi kemudahan untuk menunaikan ibadah haji. Dan, janjiku dalam hati, aku harus selalu berusaha melafadzkan doa itu dengan tulus selepas ibadah fardhu (ba’dal maktubah). Semoga Allah mengijabahnya…. Amiin. Sungguh, betapa tak lagi mampu terbendung air mata ini, saat doa kemudahan berhaji itu terlafazkan di hari suci,  Idul Adha. 10 Dzulhijjah 1434 H.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Tak Terbendungnya Air Mata saat Idul Adha
Ditulis oleh Lautan Hati Oela
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ulashoim.blogspot.com/2013/10/tak-terbendungnya-air-mata-saat-idul.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.