Menjadi Dokter bagi Diri Sendiri
Saturday 27 April 2013
0
comments
Adanya Sedikit peningkatan kadar bilirubin
serum menjadi salah satu alasan untuk menuliskan catatan kecil ini;
setidaknya bisa berbagi (informasi). Disamping juga rasa rindu yang teramat
sangat untuk menarikan jemari pada tuts-tuts keyboard netbuk. Betapapun, dua
pekan tidak menjamah netbuk rasanya merana. Huuhh, benar-benar merindukan
aktivitas literasi! Tapi bagaimana lagi, menyayangi tubuh memang harus
diutamakan.
Hmm, Sebetulnya kita memang harus
benar-benar menyayangi organ tubuh kita secara keseluruhan. Jangan hanya karena
terlalu asyik menikmati aktivitas tangan kaki, pikiran dan imaji, organ tubuh yang
lain malah terabaikan. Setidaknya itu sedikit pelajaran yang kudapat. Betapapun
gigih keinginan kita mencapai target dan diburu deadline, keadaan
organ tubuh memang tidak sepatutnya dinegasikan. Jika tidak, bukan target yang
tercapai, kondisi drop malah akhirnya menyapa. Hihihi... Siapapun
sepertinya tak suka mendengar kata bedrest. Widdiih.. Ngggak
produktif banget dah rasanya! Tapi ketika harus dihadapkan dengan
kondisi seperti itu, mau bagaimana lagi selain menyerah pada keadaan??? Begitulah,
yang harusnya aku jalani beberapa waktu ini; mengurangi mobilitas dan
aktivitas. Hanya karena kondisi hati yang mulai kurang stabil, akhirnya harus
mengurangi aktivitas, mengurangi mobilitas. Dan, fokus untuk menciptakan rehat
tubuh alias tidur; tidak hanya secara kuantitas, tapi juga kualitas!!? Jiaaah,
jadi mulai sok bersajak ini kalimatnya. Hehehe...
Serius...!! Hati merupakan organ
vital dalam tubuh. Bagaimana tidak, lha wong hati adalah pusat
metabolisme tubuh yang punya banyak fungsi, dan penting untuk mempertahankan
hidup! Sedikit saja mengalami gangguan, fungsi hati pun tak mampu berjalan
sebagaimana harusnya. Efeknya.... berasa deh! Sumpeh... (hihihi, mulai kambuh
nih sok taunya!)
Berdasarkan pengalaman, memang lebih
baik mencegah daripada mengobati! Dan, sebelum parah, cepat ditangani. Apalagi
masalah hati! Sebelum patah hati. Hahaha,, koq malah kesitu-situ yaa... Yang
pasti, penderita hepatitis itu ngggak enak banget. Percaya deh! (siapa juga
yang merasa enak kalau sakit?!). Penyakit hati, hepatitis, sakit liver itu
masih endemis di negara kita, coy!!! Sampai saat ini, masih belum ditemukan
obat spesifik untuk dapat langsung menyembuhkan hepatitis yang disebabkan virus
(katanya). Pengobatan yang diberikan hanya bersifat supportif dan
simptomatik (berdasarkan keluhan). Obat-obat itu umumnya hanya bersifat
hepatoprotektor; melindungi sel-sel hati dari zat toksin yang dapat merusak.
Beruntung, keluargaku masih
memercayai tumbuhan obat dan khasiatnya. Swear deh! Jujur, mulanya
benciiii banget kalau harus dicekok’i temulawak, kunyit, kunci putih dan
teman-temannya. Tapi, ibu’ masih sangat cerewet dan maksa nunggu aku
menghabiskan ramuan itu. Dibelakang ibu’, ayah beraksi dengan ancamannya: mau
sembuh apa gak?? Katanya. Eeaahh... terpaksa deh menelan ramuan dari
tumbuhan obat itu. Hingga akhirnya, saking tingginya keinginan untuk kembali
fit, kucoba cari-cari beberapa literatur, searching-searching, tanya
sama siMbah google. Dan, tarra... aku menemukan kesimpulan dari berbagai hasil
penelitian para pakar bahwa, ternyata zat aktif yang telah berhasil diisolasi
dari tumbuhan obat, terbukti berkhasiat hepatoprotektif. Contohnya, kurkumin
yang diperoleh dari temulawak dan kunyit, filantin dari meniran, gingerol dari
jahe, wedelolakton dari urang aring, dan berbagai zat-zat lain dari tumbuhan
obat lainnya. Penelitian itu telah terbukti berhasil guna, sebagian telah
dibuktikan secara klinis dan laboratorium, dan sebagian lainnya berdasarkan
bukti empiris. Bahkan dalam satu bahan pustaka, tertulis bahwa; jika telah
memahami masing-masing kegunaan dari tumbuhan obat, tentunya akan sangat mudah
membuat sendiri ramuan obat untuk penyakit hati, sesuai kebutuhan dari
masing-masing penderita. Nah lo...
Oh My God, ternyata tak salah kalau
ibu’ masih percaya sama tumbuhan obat dan khasiatnya itu! Hmm... aku, baru bisa
trima kalau sudah baca.
Sebenarnya, mencegah itu memang lebih baik daripada
mengobati! Dan, setelah menerima petuah dokter sekaligus mencari referensi
tentang fungsi hati, sebetulnya ada hal-hal yang sebaiknya kita lakukan supaya
hati sehat, segar dan berfungsi dengan baik; misalnya:
-
Jangan menahan buang air kecil
-
Sebisa mungkin, hindari junk food. Atau
setidaknya, kurangi konsumsi junk food
-
Usahakan menghindari makanan berpengawet
-
Usahakan menghindari makanan dalam bungkus plastik
-
Kurangi gorengan abang-abangan (hindari menggoreng
dengan jlantah)
-
Hindari konsumsi gula dalam jumlah yang lebay
-
Perbanyak minum air putih yang sehat
Tapi Pada dasarnya, yang terpenting
sesungguhnya adalah kondisi diri kita. Ketika kita tenang, tidak selalu-terlalu
capek, rileks, santai, penuh keyakinan dan keberserahan pada-Nya; maka
semua akan terasa baik-baik saja, semua organ tubuh akan mampu menjalankan
fungsinya, sebagaimana mestinya. Ketika kita punya self control: maka
saat mulai terasa aktivitas kita berlebihan dan merasa capek, butuh rehat; saat
perut terasa lapar, butuh makan; dan saat signal-signal ketegangan
menyapa, butuh sedikit tertawa!
Dengan begitu, kita mampu mengontrol
diri sendiri dan hati. Dan pada saat yang sama, kita mampu menjadi dokter bagi
diri sendiri. (termasuk, mampu memanfaatkan tumbuhan obat, dan membuat sendiri
ramuan obat untuk penyakit hati).
Jadi ingat statement yang
tertera dalam sebuah literatur: “Jaga diri agar tetap tenang, jaga kaki agar
tetap hangat. Maka Anda akan menjadikan dokter termahal sekalipun menjadi
miskin.” Yaaah.... terserah bagaimana menafsirkan kalimat itu.... hihihi :)
Baca Selengkapnya ....