selamat berkunjung di lautan hati,
tempat berbagi, menyelami, memberi
...
just have fun.



Lirik Lagu Bruno Mars: Talking To The Moon

Posted by Lautan Hati Oela Monday 26 August 2013 0 comments

Lagu Bruno Mars yang satu ini sangat menyentuh. Seseorang yang mengharapkan kekasihnya kembali.  Yang setiap malam berbicara pada sang bulan, berharap kekasihnya di sana pun ikut berbicara dengannya. Tak peduli meskipun semua orang menganggap dia gila…..  Kerren bangeeeet dah pokoknya ini lagu!

Bruno Mars: Talking to The Moon

 

I know you’re somewhere out there

somewhere far away

I want you back

I want you back

My neighbours think I’m crazy

but they don’t understand

You’re all I have

You’re all I have

At night when the stars light up my room

I sit by my self

Talking to the moon

Try to get to You

In hopes you’re on the other side

Talking to me too

Or am I a fool

Who sits alone

Talking to the moon

Hohooho

I’m feeling like I’m famous

The talk of the town

they say I’ve gone mad

Yeah I’ve gone mad

But they don’t know what I know

cause when the sun goes down

Someone’s talking back

yeah they’re talking back

 

Do you ever me calling…

Hohohoho

Cause every night I’m talking to the moon

Still try to get to you

in hopes you’re on the other side

talking to mee to

Or I’m a fool

who sits alone

talking to the moon

 

I know you’re somewhere out there

somewhere far a way

 

&&&&&&&


Baca Selengkapnya ....

Resep Rujak Soto

Posted by Lautan Hati Oela Wednesday 21 August 2013 0 comments


Pernah dengar istilah Rujak Soto??? Yupz, ini salah satu makanan khas Banyuwangi-- Jawa Timur. Rujak Soto maksudnya, ya…. rujak dan soto.
Hmmm… dua jenis makanan dalam satu tempat, disantap bersamaan. Seperti apa proses pembuatannya??? Mari belajar sama-sama…. (Hihihihi….) Simak deh, sebelum bereksperimen sendiri di dapur!?
Bahan-bahan:
  • sayur hijau, sayur-sayurannya disesuaikan saja bisa kangkung, bayam, taoge, kacang panjang, timun, dan/atau lainnya
  • Tempe, di goreng
  • Tahu, di goreng
  • Kacang Tanah, di goreng
  • Pisang Kluthuk
  • Garam
  • Gula Merah
  • Petis
  • Soto Bening
  • Lontong
  • Cabai Rawit
Cara Membuat:
  • Rebus sayur-sayuran, bisa dipilih sayur sesuai selera
  • Goreng tempe, tahu, dan kacang tanah
  • Siapkan timun, pisang kluthuk, dan lontong
  • Siapkan soto bening (biasanya pakai soto babat)
  • Ulek kacang, gula merah, garam, pisang kluthuk, cabe, petis
  • Masukkan sayur-sayuran, tahu tempe, lontong dan timun campur jadi satu
  • Siram dengan soto beserta dagingnya,
  • Siap dinikmati dengan kerupuk ataupun emping. Kalau suka, bisa juga ditambahkan kecap smile

Baca Selengkapnya ....

Sekilas Tentang Interaksi Edukatif

Posted by Lautan Hati Oela Sunday 18 August 2013 0 comments

IMG0087A

Dalam kehidupan, selain sebagai makhluk pribadi, manusia juga berfungsi sebagai makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa membutuhkan makhluk lain. Oleh karena itulah, fungsi sosial manusia dibutuhkan. Dalam upaya bersosialisasi dengan sesamanya, manusia membutuhkan sebuah interaksi. Demikian pula dalam proses pembelajaran, hal terpenting yang dibutuhkan adalah sebuah interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi itulah yang kemudian disebut dengan interaksi edukatif.

Pada proses pembelajaran, antara pendidik dan peserta didik, keduanya berada dalam interaksi edukatif dengan posisi, tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Pendidik bertanggung jawab untuk mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan susila yang cakap, dengan memberi ilmu pengetahuan dan membimbingnya. Sedangkan peserta didik berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan bantuan dan bimbingan dari pendidik.

Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan. Karena itulah, interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif antara pendidik dan peserta didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.

Sejatinya, dalam proses interaksi edukatif bukanlah sekedar interaksi tanpa makna. Lebih dari itu, interaksi edukatif merupakan suatu proses yang mengandung sejumlah norma. Semua norma itulah yang harus ditransfer pendidik ke peserta didik. Sehingga dengan demikian, interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, melainkan penuh makna. Interaksi edukatif merupakan suatu proses yang menjembatani antara pengetahuan dan perbuatan, yang mengantarkan pada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima peserta didik.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara pendidik dan peserta didik, dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Ada ciri-ciri khusus yang terdapat dalam interaksi edukatif, antara lain: memiliki tujuan; adanya suatu prosedur –jalannya interaksi— yang direncanakan, hal ini ditandai dengan penggarapan materi secara khusus dan aktivitas peserta didik; adanya pendidik yang berperan sebagai pembimbing; membutuhkan kedisiplinan; adanya batas waktu untuk pencapaian tujuan; dan adanya kegiatan penilaian.

Dalam interaksi edukatif terdapat dua jenis kegiatan, yakni kegiatan pendidik dan kegiatan peserta didik. Kegiatan pendidik antara lain: memahami prinsip-prinsip edukatif, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode, alat dan alat bantu pengajaran, memilih pendekatan, dan mengadakan evaluasi setelah akhir pengajaran. Sedangkan kegiatan peserta didik adalah belajar dengan gaya belajarnya.

Selain mengajar, pendidik juga harus belajar memahami kondisi psikologis peserta didik dan kondisi kelas. Dalam interaksi edukatif, pendidik juga memiliki tanggung jawab untuk dapat bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing, mengupayakan agar peserta didik dapat aktif dan kreatif, serta mengupayakan terciptanya interaksi edukatif yang kondusif.

Sehingga dengan kapasitasnya sebagai fasilitator sekaligus pembimbing, pendidik akan mampu mengorganisir jalannya proses pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dan pada waktu yang sama, pendidik akan mampu menciptakan interaksi edukatif yang benar-benar efektif.

Pada dasarnya, untuk dapat mencapai tujuannya, interaksi edukatif memiliki beberapa prinsip. Beberapa prinsip itu harus ada dalam interaksi edukatif, sehingga yang menjadi tujuan interaksi edukatif pun dapat tercapai. Bahkan, pendidik juga harus menguasai serta mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam interaksi edukatif.

Prinsip-prinsip yang harus ada dan menjadi landasan serta penunjang dalam penerapan interaksi edukatif antara lain:

1. Prinsip Motivasi

Dalam interaksi edukatif, motivasi yang dimiliki peserta didik sangat beragam dan tidak monoton. Sudah menjadi tugas dan kewajiban pendidik untuk menerapkan prinsip menggugah motivasi peserta didik, sehingga mereka terdorong untuk merasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri dan ingin maju.

2. Prinsip Fokus pada Perhatian Tertentu

Dalam pembelajaran diperlukan adanya titik fokus, yang membatasi kedalaman dan keluasan tujuan belajar serta memberikan arah kepada tujuannya. Dengan diterapkannya prinsip fokus pada titik tertentu ini, maka dalam proses pembelajaran –baik materi maupun bahan ajarnya— dapat benar-benar difokuskan pada satu hal, sehingga dapat memudahkan dalam upaya pencapaian tujuan interaksi edukatif.

3. Prinsip Keterpaduan

Pada proses pembelajaran dibutuhkan adanya keterpaduan atau keterkaitan antara pokok bahasan dalam satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga dengan adanya keterpaduan pembahasan ini akan membantu peserta didik dalam memadukan perolehan belajar pada kegiatan interaksi edukatif.

4. Prinsip Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Dalam kegiatan interaksi edukatif, pendidik perlu menciptakan sebuah masalah untuk dipecahkan oleh peserta didik. Pemecahan masalah akan mendorong peserta didik untuk lebih tegas dalam menghadapi berbagai masalah belajar. Karena, indikator kecerdasan peserta didik banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Prinsip Mencari, Menemukan dan Mengembangkan Sendiri

Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk mengembangkan diri. Sehingga, pendidik yang bijak akan memberi kesempatan peserta didik untuk mencari, menggali, menemukan informasi sendiri untuk kemudian dapat mengembangkan diri. Cara belajar seperti ini akan menumbuhkan rasa percaya diri pada peserta didik.

6. Prinsip Belajar Sambil Bekerja

Konsep belajar sambil bekerja (learning by doing) akan mendapatkan lebih banyak hasil bagi peserta didik. Karena, kesan yang didapat peserta didik lebih tahan lama disimpan di otak.

7. Prinsip Hubungan Sosial

Kondisi sosialisasi juga perlu diterapkan dalam interaksi edukatif. Peserta didik juga butuh belajar bersama dan bekerjasama, agar mereka lebih bergairah dalam menerima pelajaran dari pendidik. Tugas yang berat dikerjakan sendiri, akan lebih mudah jika dikerjakan bersama secara kooperatif (cooperatif learning).

8. Prinsip Perbedaan Individual

Dalam proses pembelajaran, peserta didik merupakan pribadi yang beragam, dan berbeda satu sama lain, baik dari segi biologis, intelektual, maupun psikologis. Sudah menjadi kebutuhan bagi pendidik untuk melihat peserta didik sebagai individu yang berbeda antara satu sama lain. Sehingga pendidik tidak monoton dalam menciptakan interaksi edukatif antara dirinya dan semua peserta didik.

Dengan memerhatikan, menguasai dan mengaplikasikan prinsip-prinsip yang harus ada dalam interaksi edukatif, maka pendidik akan mampu mengembangkan interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran tercipta interaksi edukatif, tercipta hubungan dua arah antara pendidik dan peserta didik, dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

*******

Bacaan Lanjutan:

Djamaroh, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Saiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajawali Pers.


Baca Selengkapnya ....

Resep Pentol Bakso Daging Sapi

Posted by Lautan Hati Oela Saturday 17 August 2013 1 comments
 Resep Pentol (bakso) Sapi
Hmmm… Beberapa kali mencoba membuat makanan yang satu ini. Dan,pernah gagal juga! Hahahaha… memalukan memang, membuat makanan yang sudah umum saja masih gagal… Senyum sedih
Tapi memang benar, saya mah… sering gagal dalam bereksperimen dengan aneka resep. Dulu, kali pertama mencoba membuat pentol bakso ini sama mbak. Hasilnya, kerren dan sukses! Karena aku cuma stay as asisten aja, yang ngomando jalannya eksperimen itu mbak. Kalo dia memang ahli dalam hal perdapuran. Jadi, ga ada kata gagal dalam kamus dapurnya.
Lama tak lagi berkecimpung di dapur, akhirnya jadi tergoda untuk mencoba membuat pentol bakso lagi. Tanpa komando dari mbak. Tapi, paraah dah… gagal total! Hasilnya jadi lembek ga karuan. Sempat putus asa juga. Setelah sekian lama, keadaan mengharuskan untuk membuat pentol bakso (lagi). Masih ragu-ragu juga sih. Takut gagal lagi. Dan, ternyata masih gagal juga. Paraaah amat dah! Tapi, saat kegagalan kali kedua itu, datanglah Budhe ku, yang mulai mengkritisi hasil olahanku itu. Ternyata, yang kurang dalam proses eksperimen ku itu adalah telor. Yupzz, telor fungsinya sebagai lem perekat adonannya (kata budhe dan bulik ku).
Kalo ga pake’ telor, jadinya nanti bikin cilot, bukan baso. Begitulah statemen Bulik ku, yang datangnya pas aku sudah selesai dalam bereksperimen. Artinya, mereka itu telat…!!!
Wokelah,,,, begini kurang lebih resep baksonya;
Bahan-bahan:

  • Daging giling (di blender, cuy… maksudnya)
  • Bawang Putih
  • Tepung kanji
  • Lada (Merica)
  • Putih Telur
  • Daun Bawang
  • Seledri
  • Bawang goreng
  • Cara Membuat nya:
    1. Campur jadi satu: daging giling, bawang putih halus, tepung kanji (sagu), garam, merica, putih telur.
    2. Uleni sampai tercampur rata dan kalis.
    3. Rebus air/kaldu secukupnya sampai mendidih.
    4. Bentuk adonan daging bulat2 dengan bantuan 2 sendok, atau sama tangan biasa.
    5. Masukkan bakso ke dalam air/kaldu mendidih, sampai bakso mengambang.
    6. Angkat, sisihkan
    Nah, kalau untuk Kuah Bakso:
    1. Air/kaldu bekas rebusan bakso jangan dibuang.
    2. Masukkan bawang putih geprek 1 siung, garam, dan merica secukupnya.
    3. Incip dulu dah, kalo rasa sudah pas, masukkan daun bawang dan seledri.
    4. Sajikan dengan taburan bawang goreng.
    Senyum

    Baca Selengkapnya ....

    Menghidupkan Nilai-nilai Psikososial Ramadhan

    Posted by Lautan Hati Oela Saturday 3 August 2013 0 comments

     

    Romadhon sebentar lagi berlalu. Setidaknya, masih harus ada guratan-guratan nadi keikhlasan untuk tetap stand by mengisi dan mengarungi bulan penuh berkah ini dengan berbagai amalan sunnah, sebagai penyempurna ibadah wajib tentunya. Karena telah lazim diketahui, bahwa akan sia-sia orang yang berada di bulan Romadhon, namun sama sekali tidak mendapat keberkahannya. Na’udzubillah...!
    Sungguh bukan hal yang asing lagi, bahwa Romadhon sejatinya menyimpan banyak hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa, dan peka. Dalam satu bulan Romadhon, kita ditempa untuk mampu menahan serta mengendalikan nafsu. Dan bukan hanya sekedar menahan rasa lapar serta haus semata. Romadhan merupakan media latihan bagi seorang muslim agar mampu mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus berbuat ma’ruf terhadap semua makhlukNya. Romadhon merupakan bulan yang mulia, bulan penuh berkah, dimana semua amal dilipatgandakan, setan dibelenggu, pintu neraka ditutup, dan terbuka pintu surga. Begitu banyak kesempatan yang tersedia di bulan Romadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Banyak tersebar waktu untuk mendulang pahala di bulan ini. Sungguh, Romadhan merupakan bulan bagi umat Nabi Muhammad. Betapa tidak, setiap umat Muhammad yang beribadah sunnah di bulan ini nilainya sama dengan mengerjakan ibadah wajib. Siapa yang berbuat kebajikan, pahalanya pun berlipat.
    Namun selain sarana untuk mendulang pahala secara pribadi, sejatinya ada nilai-nilai sosial yang tersirat dalam Romadhon. Disadari atau tidak, pada bulan Romadhon ini senyatanya Allah bermaksud melatih semua hambaNya untuk lebih peka terhadap kondisi sosial sekitar. Sungguh, Romadhan bukan saja mengatur dan menuntut intensitas hubungan seorang hamba terhadap Sang Penciptanya. Namun lebih dari itu, Romadhon juga ikut membidani lahirnya rasa kepekaan sosial seorang hamba. Selain memuat makna pembentukan jiwa dan psikologi, Romadhon juga sarat akan nilai-nilai sosial.
    Kesalehan pribadi—Kesalehan sosial
    Sejatinya, bulan Romadhan merupakan media pendidikan bagi setiap muslim, baik dalam hal pertalian hubungan dengan Tuhannya (hablu min Allah), maupun interaksi dengan semua makhlukNya (hablu minannas). Melalui Romadhan, kita dididik untuk mendekatkan diri –sedekat-dekatnya— dengan Allah, yang kemudian hal itu berimbas pada bagaimana sikap kita terhadap sesama, bagaimana kita berfungsi sebagai khalifah (wakil) Allah di bumi.
    Melalui Romadhan ini pun kita belajar mengendalikan hawa nafsu. Kita belajar untuk jujur, amanah, sabar, berjiwa sosial. Ada banyak rangkaian ibadah pada bulan Romadhon yang senyatanya mendidik kita untuk tidak hanya menjadi sholih secara pribadi, tetapi juga sholih dalam bersosial. Mulai dari ibadah yang wajib berupa puasa, zakat; maupun ibadah sunnah yang diantaranya tarawih, tadarus, i’tikaf, shodaqoh dan lain-lain. Serangkaian ibadah tersebut tidak hanya membawa pada kesholihan sebagai seorang hamba, melainkan juga dalam perilaku sosial sebagai warga masyarakat.
    Puasa Romadhon sejatinya memiliki nilai-nilai sosial, diantaranya melahirkan rasa persamaan antar kaum muslimin, bahwa mereka adalah umat yang sama; makan diwaktu yang sama, dan puasa di waktu yang sama pula. Ibadah puasa menekankan sikap kesetiakawanan sosial dan solidaritas yang tinggi terhadap sesama, sebagai perwujudan tingkat takwa yang diliputi ketulusan dan keikhlasan. Puasa bisa melahirkan ketakwaan pada Allah, yang pada akhirnya ketakwaan tersebut mampu memperkuat hubungan antar individu masyarakat.
    Orang yang berpuasa berarti telah melakukan pengawasan pribadi dengan menjauhi makan, minum, kesenangan badaniah, nafsu syahwat dan hal-hal terlarang lainnya dengan penuh kesabaran dan kedisiplinan. Oleh karena itulah, puasa yang dilakukan dengan penuh ketulusan untuk mendapat ridho Allah, akan mampu menjadikan pelakunya berjiwa sabar, jujur, amanah sekaligus disiplin, dan teguh pendirian.
    Pada dasarnya puasa berfungsi sebagai pengendali dan/atau pengontrol hawa nafsu, agar tidak semena-mena melampiaskannya. Dengan puasa, seseorang harus mampu menaklukkan hawa nafsunya, sehingga nafsu tersebut dapat diarahkan pada hal-hal yang positif.
    Tidak hanya terhenti pada puasa, masih banyak ibadah dan amaliah lain di bulan Romadhan, yang bukan sekedar membangun keintiman makhluk dengan Sang Kholik, melainkan juga melatih untuk peka terhadap kondisi sosial-masyarakat. Romadhon memiliki amaliah zakat, infaq dan shodaqoh, yang sejatinya berfungsi untuk mengasah kedermawanan serta mempererat silaturohim. Ada pula tarawih dan tadarus yang menyimpan nilai-nilai sosial kebersamaan dan persatuan. Melalui tarawih berjamaah, setidaknya kita dilatih untuk mempererat kebersamaan dan persatuan. Melalui tadarus, kita diajarkan untuk belajar bersama, saling menasihati dan mengingatkan jika ada kesalahan. Pun demikian dengan i’tikaf. Ibadah sunnah ini sejatinya memiliki nilai psikologi –kehambaan— seorang makhluk, rasa kerendahan diri-kerendahan hati (tawadhu’) seorang hamba dihadapan Tuhannya, yang kemudian terefleksikan pada rasa kerendahan hati (tawadhu’) dihadapan masyarakat dan sesamanya.
    Intinya, dalam Romadhan tersirat upaya pelatihan untuk mengatur kondisi diri, dalam kaitannya dengan interaksi sosial. Seperti yang dikemukakan Albert Bandura. Psikolog yang mulanya kental dengan aliran behaviorisme ini mengutarakan bahwa, kondisi lingkungan seseorang sangat berpengaruh pada pola pikir dan pola belajar sosialnya. Dengan demikian, perilaku kita berkaitan dengan kondisi sosial sekitar. Sedangkan psikolog lainnya; Erik Erikson, meyakini bahwa kemampuan mengendalikan diri, sikap, dan perbuatan dapat membantu perkembangan pribadi menjadi positif. Dalam Islam, kemampuan mengendalikan diri dan sikap itu senyatanya telah diupayakan, salah satunya melalui Romadhan.
    Demikianlah keutamaan Romadhon, yang tidak hanya menuntut kesalehan pribadi, namun juga kesalehan sosial. Dan, yang terpenting kemudian adalah bagaimana nilai-nilai yang tersirat dalam Ramadhan itu terinternalisasi dalam kehidupan. Sehingga wajar jika mempertanyakan; sejauh mana kita mampu merefleksikan nilai kesalehan sosial yang tersirat dalam Romadhon (baik berupa keinginan berbagi, peduli, memahami, menghargai dan lain-lain) dalam laku hidup kita sehari-hari, minimal pada sebelas bulan setelah Romadhon??? Wallahu’alam...
    *****

    Baca Selengkapnya ....
    Cara Buat Email Di Google | Copyright of Lautan Hati Oela.