Gaya dan tipologi belajar
Thursday 19 July 2012
0
comments
Mungkin terkesan basi, jika kita masih membincang tipologi belajar. Tapi, bagaimanapun saya masih punya harapan dan keyakinan bahwa, sekecil dan seremehtemeh atau bahkan sebasi apapun bahan perbincangan kita, jika itu sesuatu yang bermanfaat, kenapa harus meremehkannya??? Semoga tulisan kali ini masih memiiki manfaat. Paling tidak, kita bisa tahu dan koreksi diri, kita punya cara dan kecenderungan belajar yng bagaimana ............
Kecenderungan
seseorang untuk belajar sangat beragam dan dipengaruhi oleh beberapa hal. Bagaimana
cara seseorang menyerap informasi, kemudian mengolahnya serta memanifestasikan
dalam wujud nyata perilaku hidupnya itulah yang kemudian disebuit dengan tipe
belajar. Setiap orang memiliki cara dan tipologi belajar yang berbeda-beda, dan
mungkin juga ada yang memiliki tipologi belajar sejenis. Senyatanya, cara dan
tipologi belajar ini pun berpengaruh pada hasil yang diperolehnya kemudian.
Dalam realita kehidupan sehari-hari,
ada orang yang mudah menerima informasi baru dengan mendengarkan langsung dari
sumbernya, ada juga yang cukup dengan tulisan atau memo dan ada juga yang harus
didemonstrasikan aktivitasnya. Hal tersebut menunjukkan adanya tipe belajar
pada manusia.
Menurut beberapa pakar, terdapat tiga
gaya dan tipologi belajar. Hal ini didasarkan pada bagaimana cara seseorang
menyerap informasi kemudian mengolah serta menyampaikannya dan secara
universal, bagaimana seseorang tersebut belajar. Tiga gaya atau tipe belajar itu juga merupakan
hasil dari sebuah penelitian ekstensif, khsusnya di Amerika Serikat, yang
dilakukan oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari Universitas St. John di Jamaica,
New York dan pakar Pemrograman Neuro-Linguistikseperti; Richard Bandler, John
Grinder dan Michael Grinder.
Ketiga gaya dan tipologi belajar ini
tidaklah kemudian memberi arti bahwa setiap individu atau seseorang hanya
memiliki satu cara karakteristik dan tipe belajar tertentu sehingga tidak
memiliki cara dan tipe belajar yang lain. Ketiga gaya atau tipologi belajar ini
hanyalah acuan dan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik
yang menonjol sehingga jika ia memperoleh rangsangan yang sesuai dalam belajar,
maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Atau dengan kata lain, jika
seorang individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik
belajar dirinya, maka ia akan cepat menjadi ‘pintar’. Tiga gaya atau tipologi
belajar itu antara lain:
1. Tipe Visual
Tipe belajar visual adalah belajar
melalui melihat, memandangi,mengamati dan sejnisnya. Lebih tepatnya, tipe
belajar visual adalah belajar dengan melihat sesuatu, baik berupa gambar atau
diagram, pertunjukan, peragaan atau video. Orang-orang dengan tipe ini lebih
menyukai belajar ataupun menerima informasi dengan melihat atau membaca. Setelah
melihat atau membaca, orang-orang ini akan lebih mudah dan cepat dalam mencerna
serta mengolah informasi baru yang diterima. Mereka bahkan lebih suka membaca
dibanding mencerna informasi dengan mendengarnya langsung. Bagi orang-orang
dengan tipe viisual, membaca akan lebih mengasyikkan.
Kekuatan gaya belajar visual ini
terletak pada indera penglihatan. Bagi orang-orang dengan gaya belajar ini,
mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus
(rangsangan) belajar. Lebih dari itu, orang-orang dengan gaya belajar visual
cenderung senang mengikuti instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau
kejadian secara langsung. (Sukadi, 2008: 95)
Para peserta didik ataupun seseorang
yang belajar dengan tipe visual ini seringkali mengeluarkan komentar-komentar
seperti berikut; Hal itu bisa saya lihat sekarang. Saya ingin
mengetahui gambaran detailnya. Kelihatannya perbuatan orang
itu benar. Saya bisa membayangkan betapa menderitanya anda. Saya harus
menyusun dulu skema kerjanya.
Seorang yang memiliki kemampuan
belajar visual yang baik biasanya ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai
berikut ;
- rapi dan teratur
- berbicara dengan cepat
- mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
- teliti dan rinci
- mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
- memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
- merupakan pembaca yang cepat dan tekun
- lebih suka membaca daripada dibacakan
- lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
- sulit menerima instruksi verbal, karena itu seringkali ia meminta instruksi secara tertulis
- lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
- sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
- lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gammbar) daripada musik
- lebih menyukai mendemonstrasikan daripada menjelaskan
- dapat membayangkan kata-kata
- seringkali tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
2. Tipe Auditorik
Auditorik adalah tipe belajar yang
mengedepankan indera pendengar. Belajar melalui mendengar sesuatu, bisa dengan
mendengarkan kaset audio, kuliah-ceramah, diskusi, debat dan instruksi
(perintah) verbal. Orang-orang dengan tipe belajar auditorik lebih mudah mencerna,
mengolah dan menyampaikan informasi dengan jalan mendengarnya langsung. Mereka
cenderung belajar atau menerima informasi dengan mendengarkan atau secara
lisan. Orang dengan gaya belajar auditorik ini memiliki kekuatan pada
kemampuannya untuk mendengar.
Seseorang yang belajar dengan tipe
auditorik ini seringkali mengeluarkan perkataannya seperti; Perkataan orang itu
kedengarannya benar. Saya dengar apa yang kamu bilang. Dengarkan
saya dulu. Saya dengar anda tidak senang atas perlakuan orang itu.
Peserta didik atau individu yang
memiliki kemampuan belajar auditorik yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
- lebih senang belajar dengan cara mendengarkan
- lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
- mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
- jika membaca, lebih senang membaca dengan suara keras
- kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tapi sangat pandai dalam bercerita
- sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja atau beraktifitas
- berbicara dengan irama yang terpola dengan baik
- berbicara dengan sangat fasih
- lebih menyukai seni musik dibanding seni yang lainnya
- belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
- senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
- mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tuigas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi
- lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
- lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
2. Tipe Kinestetik
Tipe kinestetik adalah belajar melalui
aktifitas fisik dan keterlibatan langsung, yang bisa berupa ‘menangani’,
bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri. Seseorang atau peserta
didik yang memiliki kecenderungan belajar dengan tipe kinestetik lebih menyukai
belajar atau menerima informasi melalui gerakan atau sentuhan. Mereka akan
lebih mudah menangkap pelajaran apabila mereka bergerak, meraba atau mengambil
tindakan. Misalnya, ia akan memahami makna halus jika indera perasanya telah
merasakan benda yang halus.
Orang-orang dengan tipe ini lebih
mudah meyerap informasi jika dipraktekkan langsung. Seringkali orang-orang
dengan tipe belajar kinestetik mengeluarkan ungkapan-ungkapan seperti berikut; Rasanya
hal itu ada benarnya. Saya kesulitan menangani masalah itu. Coba beri
saya contoh konkritnya. Saya masih belum menemukan kepastian.
Sepertinya kata-kata orang itu bisa saya pegang.
Peserta didik atau seseorang yang
memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut:
- banyak gerak fisik
- menanggapi perhatian fisik
- belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
- banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
- menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
- tidak bisa diam saat belajar
- menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
- menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
- berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
- menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
- tidak bisa duduk diam pada suatu tempat untuk waktu yang lama
- menyukai kegiatan yang menyibukkan secara fisik
- berbicara dengan perlahan
- menyukai bahasa isyarat
- menyukai seni tari
Setelah mengetahui ragam tipe serta
gaya belajar, maka kemudian seseorang tentunya dapat menganalisa kecenderungan
tipe belajar mana yang dimiliki. Pengetahuan akan kecenderungan tipe belajar
yang dimiliki ini tentunya akan mempermudah proses dan hasil belajar seseorang
ataupun peserta didik saat belajar.
Jika seseorang atau peserta didik
mengetahui kemampuan belajar yang dimilikinya, tentunya ia dapat mudah memilih dan
menetukan bagaimana kemudian ia akan belajar.
Pun demikian halnya dengan guru, orang
tua, trainer, tutor, mentor atau pembimbing. Setelah mereka mengetahui
kecenderungan tipe belajar anak atau peserta didik, maka mereka akan lebih
mudah memilih metode pembelajaran yang akan dipakai dengan menyesuaikan pada
tipe/gaya belajar sang anak atau peserta didik. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
proses dan hasil belajar seseorang. Peserta didik yang belajar dengan metode
pembelajaran yang sesuai dengan gaya atau tipe belajarnya tentu akan lebih
mudah menyerap bahan pelajaran tersebut.
*****
Baca Selengkapnya ....